Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya mencatat jumlah peristiwa kebakaran di Kota Surabaya mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir berturut-turut.
Dedik Irianto Kepala DPKP Kota Surabaya menyebut, dibandingkan tahun 2019 jumlah kejadian kebakaran Kota Surabaya terus menurun dalam tiga tahun terakhir. Selama tahun 2022, berdasarkan data hingga Jumat (23/12/2022) DKPP mencatat ada 600 kejadian kebakaran.
“2019 itu 900 sekian kejadian. 2020 694 kejadian. 2021 (turun menjadi) 664. Pokoknya setop, tidak ada (kejadian kebakaran) lagi sampai akhir tahun,” kata Dedik, Jumat (23/12/2022).
Dia berharap, jumlah kejadian kebakaran selama 2022 itu berhenti dan tidak bertambah lagi.
Dari 600 kejadian di tahun ini, Dedik menyebut 30 persen merupakan kebakaran rumah. Sisanya kebakaran kendaraan, sampah, dan alang-alang.
“Yang rumah, paling banyak korsleting dari 600, cuma 30 persen. Sisanya sampah, alang-alang, warung, mobil,” katanya.
Sementara kendaraan yang terbakar tahun ini ada sekitar 20 kejadian.
“Ada peningkatan. Biasanya mereka (pemilik kendaraan) tidak merhatikan kabel, karena tikus kadang-kadang kan makan kabel bisa memicu itu,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu Dedik juga mewanti-wanti masyarakat agar waspada jika menyalakan kembang api yang identik dilakukan saat malam pergantian Tahun Baru 2023. Ia menyebut kembang api yang masih panas bisa memicu kebakaran.
“Mudah-mudahan, sekian hari tidak ada yang berat, ya sudah menurun. Jatuhnya (kembang api) masih panas. Misal tutup (rumah) nya dari serat fiber. Pernah itu kejadian kebakaran karena main kembang api, jatuh kebakar itu rumah,”
Antisipasi lain, ia juga minta masyarakat mengecek kondisi rumah sebelum ditinggal mudik atau pergi dalam jangka waktu lama.
“Kalau mau meninggalkan rumah, elektronik yang tidak penting dicabut, jangan cuma dimatikan. Lampu cukup teras saja. Kompor-kompor, dimatikan,” paparnya lagi.(lta/dfn/ipg)