Kamis, 21 November 2024

Dinkes Jatim dan FK Unair Kerjasama Aplikasi Deteksi Mandiri Penderita TBC

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Dinkes Jatim Gandeng FK Unair Sukseskan Program Deteksi Mandiri Penderita TBC Lewat Aplikasi, Rabu (27/4/2022). Foto: Humas FK Unair

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) menggandeng Fakultas Kedokteran (FK)  Universitas Airlangga  (Unair) dalam menyosialisasikan aplikasi E-TIBI ke masyarakat.

Aplikasi ini merupakan aplikasi deteksi mandiri untuk menemukan penderita TBC sebagai upaya percepatan eliminasi TBC di Jatim  FK Unair ditunjuk sebagai pendamping dan membantu dalam proses sosialisasi kepada masyarakat di Jawa Timur.

Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG (K) Dekan FK Unair menyatakan kesiapannya dalam mensukseskan program ini. Apalagi, FK Unair di bawah bimbingan Bidang III memiliki banyak program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan baik dosen dan mahasiswa, “Melalui jembatan ini, kami siap mendukung Dinkes Jatim dalam percepatan tracing TBC di Jawa Timur,” terang  Prof. Budi Santoso di Dinkes Jatim, Rabu (27/4/2022).

Dekan yang akrab disapa Prof. Bus menyebut, beberapa kegiatan pengabdian masyarakat yang bisa dimaksimalkan FK Unair dalam sosialisasi ini antara lain pengabdian masyarakat tahunan bagi semester 4 mahasiswa kedokteran FK Unair.

Selain itu, FK Unair juga memiliki Badan Koordinasi Kesehatan Masyarakat (BKKM) yang juga perannya memberikan edukasi dan pendampingan kesehatan kepada masyarakat dan dijalankan oleh dosen dan mahasiswa.

“Monggo jika aplikasi self assesment ini dititipkan ke adik-adik (mahasiswa). Karena saya yakin sesuatu yang baru perlu sosialisasi dan pendampingan,” lanjut dekan.

Dr. Erwin Ashta Triyono, Kepala Dinkes Jatim menuturkan, Dinkes Jatim menggandeng FK Unair untuk memperluas kolaborasi. Bukan hanya praktisi kesehatan yang turun tangan, namun juga memaksimalkan peran mahasiswa kedokteran.

“Apalagi Prof. Budi mempunyai banyak program-program pengabdian masyarakat di bidang kesehatan. Sehingga nanti diharapkan lebih optimal lagi dalam penemuan kasusnya,” tambahnya.

Semakin banyak kasus ditemukan, lanjut Erwin semakin besar dinkes jatim bisa melakukan intervensi perilaku sehingga tidak menular ke orang berikutnya. Kemudian intervensi pengobatan agar pengobatan lebih dini bisa digalakkan.

Kadinkes mentargetkan, per 2024 ditemukan kasus 90 ribu di Jawa Timur. Ini sesuai target yang ditentukan pemerintah. Hingga saat ini, temuan di Jatim masih berada di angka 45 ribu.

“Target 85 persen ditemukan di 2024. Saat ini belum mencapai itu, karenanya kami berinovasi menggunakan aplikasi ini,” tambahnya.

Sebagai gerakan awal, Dinkes akan menyasar ke komunitas penderita HIV. Karena kerentanan mereka mengidap TBC tinggi. Jika ini sudah berjalan, baru akan menyasar masyarakat secara umum. (man/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 21 November 2024
30o
Kurs