Puan Maharani Ketua DPR RI menjadi keynote speaker dalam Kickoff Meeting G20 Parliamentary Speakers Summit (P20), di Hotel JW Marriott Surabaya, Jawa Timur.
Pertemuan tersebut merupakan rangkaian menjelang P20 Summit pada 6-7 Oktober 2022, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta.
Pada kesempatan itu, Puan mengajak negara-negara anggota G20 bekerja sama menyelesaikan berbagai krisis yang tengah dihadapi dunia.
*Presidensi Indonesia pada G20 dibayangi oleh berbagai krisis (multiple crisis), yang terjadi pada saat bersamaan. Sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia,” ujarnya.
Legislator dari PDI Perjuangan itu mengingatkan begitu gampangnya masalah lokal berkembang menjadi krisis global hingga berdampak pada kehidupan sehari-hari rakyat di berbagai negara.
Maka dari itu, kata Puan, negara-negara G20 harus selalu memperhitungkan kemungkinan terjadinya krisis global dalam pembuatan kebijakan di dalam negeri.
“Jelaslah saat ini segala masalah dunia saling berhubungan. Berbagai permasalahan global tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau oleh satu pihak saja,” tegasnya.
Lebih lanjut, Puan menyadari perlunya kerja bersama, kolaborasi, dan gotong royong antarnegara berupa kerja sama internasional.
Selain itu, juga dibutuhkan keterlibatan berbagai stakeholder lintas bidang, khususnya dalam sektor keamanan, politik, ekonomi, dan sosial.
“Setiap negara memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam menghadapi risiko ancaman krisis. Melalui kerja bersama, kolaborasi, dan gotong royong antar negara diharapkan dapat meningkatkan daya respons setiap negara untuk menanggulangi permasalahan global. Hal itu cuma bisa kita lakukan kalau memperlakukan Sbidang Forum G20 dengan komitmen yang kuat untuk menyelamatkan nasib dunia yang ditentukan oleh keputusan-keputusan yang akan kita diambil,” imbuh mantan Menko PMK itu.
Kemudian, masyarakat dari seluruh negara memiliki harapan besar supaya G20 berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai krisis yang melanda dunia. Krisis yang dihadapi dunia bukan cumaPandemi Covid-19, tapi juga beberapa permasalahan lainnya.
“Seperti ketegangan geopolitik, perubahan iklim, kelangkaan pangan dan energi, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi tinggi,” imbuhnya.
Cucu dari Bung Karno Proklamator tersebut menambahkan, setiap negara sedang mengambil respons dan mitigasi kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan kebijakan di sektor keuangan.
Dia menyebut, hal itu perlu dilakukan untuk menghadapi berbagai hal yang berdampak pada perekonomian dalam negeri yang tidak kondusif dalam menjalankan pembangunannya.
Ketua DPR berharap P20 menghasilkan sebuah kesepakatan bersama yang dapat mendorong adanya aksi nyata (concrete action) dalam menyelesaikan berbagai masalah global yang ada.
Kesepakatan P20, lanjut Puan, akan menjadi wujud komitmen negara-negara G20 untuk membangun dunia yang sehat dan aman.
“Kami berusaha membangun suatu dunia, di mana setiap orang dapat hidup dalam suasana damai. Kami berusaha membangun suatu dunia, di mana terdapat keadilan dan kemakmuran untuk semua orang,” katanya.
Pada kesempatan itu, Puan pun kembali mengingatkan negara-negara dunia untuk mengedepankan budaya damai (culture of peace), toleransi, solidaritas dan semangat gotong royong dalam menghadapi persoalan-persoalan global.
“Kita hidup dan berpijak di bumi yang sama serta memiliki tujuan yang sama, yaitu dunia yang hidup tenteram, sejahtera dalam persaudaraan dunia. Mari kita wujudkan satu bumi untuk semua, One earth for all,” imbuhnya.
Puan menyatakan, DPR akan terus aktif menjalankan diplomasi parlemen yang menjadi upaya gotong royong mengatasi krisis global. Seperti yang dilakukan pada Maret lalu saat DPR menjadi tuan rumah Inter-Parliamentary Union ke-144.
“Majelis IPU ke-144 telah mengadopsi Deklarasi Nusa Dua yang memperkuat peran parlemen dalam adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim,” terang Ketua Majelis Sidang IPU ke-144 tersebut.
Pada kuartal terakhir 2022 nanti, DPR RI juga akan menerima peralihan Keketuaan ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) dari Parlemen Kamboja.(rid/ipg)