Kemeriahan Surabaya Vaganza pada Sabtu (28/5/2022), dalam rangka Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ikut mendongkrak omset pelaku UMKM dan pedagang asongan sekitar. Salah satunya Kusnul Hotima. Penjual nasi kebuli di dalam Alun-alun Suroboyo.
“Alhamdulilah, habis. Hari ini laris manis. Diserbu sehabis pawai bunga. Orang-orang mungkin lapar. Tau gitu saya bawa lebih banyak,” ujar Kusnul pada suarasurabaya.net.
Kusnul mengaku hanya membuat 30 kotak nasi kebuli yang dijual seharga Rp20 sampai 22 ribu seporsinya, tergantung lauk yang dipilih oleh pembeli.
“Tadi 20 kotak saya titipkan ke stand Siola. Trus saya jual sendiri di sini 10 kotak. Banyak yang tanya, tapi sudah habis,” ujarnya kembali.
Kusnul merupakan salah satu pelaku UMKM binaan Pabean Cantikan, yang sejak kemarin berjualan di Alun-alun Suroboyo.
“Sebetulnya untuk event Muhibah Rempah. Kemarin belum seramai hari ini. Ini gara-gara pawai saya jadi bisa pulang sore,” katanya.
Tak hanya Nasi Kebuli, kata Kusnul 50 botol sinom yang dia banderol Rp6 ribu per botolnya juga juga laris manis tak bersisa, diborong habis pembeli sesaat setelah pawai bunga usai.
“Modal saya bikin per sepuluh porsi nasi kebuli itu Rp200 ribu. Untung yang saya dapat bisa dua kali lipat kalo habis semua seperti begini,” katanya.
Selain itu ada Suyati, pelaku UMKM Binaan Lakarsantri Surabaya yang juga menjual makanan dalam acara tersebut. 12 kotak nasi ayam suwir, 10 pack siomay berukuran sedang dan 9 pack siomay berukuran besar yang dia jual, semuanya laris terbeli.
“Alhamdulillah tinggal sambosa dan kebab,” kata Suyati sambil memanggang kebab yang telah dipesan pembeli.
Suyati mengaku sudah mendapat banyak kesempatan berjualan di event-event sejenis, sejak tergabung dalam Pahlawan Ekonomi tahun 2018. “Ya, ada kebaikan sekitar 30 persen kalau dibanding penjualan kemarin,” katanya.
Meski sangat mendadak, Suyati mengaku tidak menyesal menerima tawaran dari Dinas Koperasi dan Perdagangan untuk menjadi salah satu UMKM yang mengisi acara Surabaya Vaganza.
“Saya dikabari jumat malam. Sabtu pagi harus jualan. Bersyukur sekali hari ini ramai, nggak menyesal, meski kemarin sempat bingung karena terlalu mendadak,” tuturnya.
Hal yang sama juga dialami Toro, penjual minum asongan yang terus berkeliling membelah masa demi menjajakan dagangannya. “Minum itu kan yang paling dicari sama orang-orang. Kan nggak semua orang mau repot bawa minum sendiri,” kata Toro.
Toro menjual air mineral dan dijual seharga Rp3.500 selain itu, adapula teh manis dalam kemasan.
“Kalau ada acara gini, alhamdulillah. Ya lumayan sekali,” katanya yang tidak mau membocorkan keuntungan yang didapatnya. (tha/bil/iss)