Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) memastikan daging kerbau beku impor yang telah didatangkan, bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal tersebut dibuktikan dengan hasil PCR negatif virus PMK, dari Pusat Veteriner Farma Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Mokhamad Suyamto Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog dalam keterangan resmi yang diterima Antara, Minggu (6/5/2022) mengatakan, bahwa Bulog secara rutin melakukan uji laboratorium, termasuk uji PMK untuk meyakinkan bahwa daging beku dari India tersebut, memenuhi persyaratan kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Alhamdulillah hasil uji PCR nya kemarin (Sabtu, 4/6) sudah keluar dengan hasil negatif, jadi Bulog lebih yakin lagi untuk mendistribusikan komoditas daging kerbau beku ini guna mencukupi kebutuhan daging di tanah air,” kata dia.
Suyamto menambahkan bahwa sebelum ada wabah PMK, mekanisme importasi daging kerbau yang dikelola Bulog telah lolos verifikasi dari Kementan. Mekanisme yang dilakukan yaitu daging kerbau langsung diperiksa tiap kontainer oleh Balai Karantina Tanjung Priok Kementan dan diberi sertifikat oleh balai tersebut begitu tiba di Indonesia.
“Sebelum dilakukan pengiriman ke Indonesia, daging kerbau yang diimpor Bulog ini dipastikan hanya dilakukan oleh suplier yang telah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia. Selain itu juga telah memenuhi kriteria kesehatan hewan dan dinyatakan layak di konsumsi manusia (fit for human consumption) sebagaimana dinyatakan dalam sertifikat kesehatan (health certificate) dari Lembaga Veteriner di India,” kata Suyamto.
Pemerintah memberikan penugasan kepada Perum Bulog untuk mengimpor daging kerbau beku sebanyak 100 ribu ton pada tahun 2022, ini sebagai alternatif pilihan bagi konsumen dalam memenuhi ketersediaan akan daging, serta menjaga stabilisasi harga di tingkat konsumen.
Dengan jumlah stok daging kerbau beku sebanyak 46 ribu ton yang dikuasai saat ini, Bulog berhasil membantu mengatasi kebutuhan lonjakan permintaan daging beku sehingga saat Ramadan dan Idulfitri beberapa waktu lalu, serta menstabilkan harga daging. (ant/bil/iss)