Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan, dari tujuh tim pengembang di konsorsium nasional untuk pengembangan Vaksin Merah Putih, Universitas Airlangga Surabaya yang tercepat.
Iman Hidayat Pelaksana Tugas Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN yang menyatakan itu, sebagaimana dikutip Antara, Sabtu (15/1/2021).
“Saat ini tim yang progresnya paling cepat adalah tim dari Unair yang bekerja sama dengan PT Biotis. Mereka sudah menyelesaikan uji praklinis pada makaka (monyet),” ujarnya.
Selain Unair, enam tim lain di konsorsium nasional untuk pengembangan Vaksin Merah Putih itu adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, eks Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
“Masing-masing tim ini mengembangkan Vaksin Merah Putih dengan metode berbeda, dari yang berbasis inaktivasi virus sampai vaksin yang berbasis rekombinan protein,” ujarnya.
Iman menuturkan setelah menyelesaikan uji praklinis pada makaka, Unair dan PT Biotis akan melakukan uji klinis fase 1, 2, dan 3.
Rencananya, kata Iman, uji klinis itu tuntas pada Juli atau Agustus 2022 bersamaan perkiraan keluarnya izin penggunaan darurat (emergency use authorization) dari BPOM.
Sementara untuk tim-tim lainnya, kata Iman, sebagian masih pada tahap optimasi yield antigen dan sebagian lainnya sedang melakukan uji praklinis.
Iman berharap, munculnya varian omicron dan kemungkinan varian lain di masa mendatang, Vaksin Merah Putih hasil penelitian semua tim akan menjadi tumpuan utama pemerintah.
Apalagi, kata dia, vaksin Covid-19 untuk penguat (booster) sangat diperlukan di kondisi sekarang itu, selain untuk penggunaan vaksinasi awal.(ant/den)