Jumat, 22 November 2024

BMKG: Telah Terjadi Delapan Kali Gempa dan Tsunami di Banten Sejak 1851

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi - Warga melihat kondisi rumah yang rusak akibat gempa di Kadu Agung Timur, Lebak, Banten, Jumat (14/1/2022). Foto: Antara

Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, dari catatan sejarah kegempaan sejak 1851 hingga 2019 telah terjadi beberapa kali gempa bumi di wilayah Banten.

Gempa pertama tercatat pada 4 Mei 1851. Terjadi gempa bumi merusak di teluk Betung dan Selat Sunda. Setelah gempa terjadi tsunami dengan ketinggian 1,5 meter.

Kemudian pada 9 Januari 1852 terjadi gempa yang kuat, diikuti tsunami yang kecil. Kemudian pada 27 Agustus 1883 terjadi tsunami dahsyat.

“Menurut catatan history ini, ketinggiannya mencapai 30 meter akibat erupsi Krakatau bahkan diatas 30 meter akibat erupsi gunung Krakatau itu 27 Agustus 1883,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Jumat (14/1/2022).

Selanjutnya, kata dia, pada 23 Februari 1903 terjadi gempa dengan magnitudo 7,9 berpusat di selat Sunda yang merusak di wilayah Banten. Kemudian 26 Maret 1958 terjadi tsunami kecil yang teramati di selat Sunda pasca gempa kuat.

“Dalam catatan tersebut tidak disebutkan gempa kuatnya berapa kemudian 22 April 1958 terjadi gempa kuat di selat Sunda diiringi dengan kenaikan permukaan air laut atau tsunami. Ini sudah 6 kali kejadian,” ungkapnya.

Dan yang ke tujuh (7) kali, lanjut Dwikorita, tanggal 22 Desember 2018 selat Sunda dilanda tsunami akibat longsoran gunung anak Krakatau. Kemudian 2 Agustus 2019 terjadi gempa dengan magnitudo 7,4 yang merusak di wilayah Banten dan berpotensi tsunami.

“Jadi total kami mencatat ada 8 kejadian gempa dan atau tsunami yang pernah terjadi sebelumnya sejak tahun 1851,” pungkas Dwikorita.(faz/dfn/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs