Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau di Indonesia tahun ini mulai terjadi bulan April, dan mencapai puncaknya bulan Agustus mendatang.
Dwikorita Karnawati Kepala BMKG mengatakan, secara umum musim kemarau tahun ini sifat hujannya diperkirakan normal atau sama dengan klimatologisnya pada 197 zona musim (57,6 persen).
Lalu, 104 zona musim (30,4 persen) akan mengalami musim kemarau di atas normal atau lebih basah dari rata-rata klimatologisnya karena curah hujan lebih tinggi.
Sedangkan 41 zona musim (12 persen) akan mengalami kemarau di bawah normal atau lebih kering karena curah hujan lebih rendah dari biasanya.
“Kami merekomendasikan sejumlah hal dan mengimbau seluruh mitra kementerian/lembaga, lemerintah daerah dan berbagai pihak terkait serta masyarakat mewaspadai wilayah-wilayah yang akan memasuki musim kemarau lebih awal dibanding normalnya,” ujarnya dalam keterangan pers virtual, siang hari ini, Jumat (18/3/2022).
Dwikorita mengimbau seluruh kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta masyarakat mewaspadai terjadinya kekeringan, kebakaran hutan dan lahan akibat kemarau, serta menjaga ketersediaan air bersih.
Dia mengungkapkan, sekitar 12 persen zona musim yang diprediksi mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya tersebar di berbagai provinsi.
Antara lain, di Sumatera Utara bagian utara, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian utara, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, sebagian Sulawesi dan Maluku.
Pada kesempatan itu, Dwikorita mengimbau pemerintah daerah melakukan penyimpanan air sebelum puncak musim kemarau.
Air bisa ditampung di danau, waduk, embung, kolam retensi atau penyimpanan air sederhana yang dibikin masyarakat lewat gerakan Memanen Air Hujan.(rid/iss/faz)