Megawati Soekarnoputri Presiden ke-5 RI menjadi pembicara kunci pada kick off kolaborasi percepatan penurunan stunting dan peluncuran Buku “Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia” di Jakarta, Senin (8/8/2022).
Acara yang digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dihadiri Jenderal Andika Perkasa Panglima TNI, Tri Rismaharini Mensos, Yudian Wahyudi Kepala BPIP, Laksana Tri Handoko Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional,dan Irjen Pol Asep Hendradiana Kepala Pusdokkes Polri mewakili Kapolri dan lainnya.
Hasto Wardoyo Kepala BKKBN melakukan penandatanganan MoU Konvergensi dalam Percepatan Penurunan Stunting dengan Hetty Andika Perkasa Ketua Umum Dharma Pertiwi, disaksikan Panglima TNI.
Selain itu, digelar juga sosialisasi menu sehat untuk cegah stunting dengan demo masak dan pembagian buku menu. Hasto Wardoyo mengatakan Megawati Soekarnoputri merupakan penggagas buku ‘Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia’.
“Terima kasih kepada Ibu Megawati yang menggagas buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia yang ditulis oleh para ahli dan sudah dibagikan,” kata Hasto dalam sambutannya.
Hasto mengatakan hari ini angka stunting 24,4% dan setiap tahun ada 4,8 juta ibu hamil dan melahirkan. Hampir 1,2 juta stunting lahir tiap tahun apabila masyarakat tidak melakukan apa-apa.
Bangsa Indonesia, kata Kepala BKKBN, menghadapi situasi di mana jumlah penduduk usia produktif (14-64 tahun) lebih banyak dibanding dengan yang tidak produktif.
Dependency ratio menunjukkan angka 41-44. Tiap 100 penduduk rata-rata hanya menanggung 46 yang tidak produktif, sehingga kalau bangsa Indonesoa mau naik pendapatan, kesempatan pada periode sekarang ini. Tahun 2030 dan 2035 terjadi aging population (banyak usia tua).
“Generasi berikutnya harus mampu menanggung beban. Ini makna menyiapkan generasi unggul untuk Indonesia Maju dan mempersiapkan diri untuk Indonesia Emas 2045,” bebernya.
Dia menguraikan stunting merugikan kualitas SDM karena stunting pasti pendek sehingga tidak bisa jadi TNI/Polri, tapi pendek belum tentu stunting. Kemampuan intelektual rendah dibandingkan dengan negara Asia Tenggara karena faktor stunting.
Kata Hasto, di usia belum terlalu tua sudah banyak permasalahan, di antaranya central obese menimbulkan metabolic disorder meningkatkan resiko diabetes, cardiovascular disease, sebelum 50 tahun sudah tidak produktif.
Hasto mengatakan BKKBN berkolaborasi dengan berbagai sektor, termasuk TNI/Polri.
“Peran TNI/Polri dan tokoh masyarakat berperan sentral. BKKBN berkolaborasi dengan TNI/Polri sangat strategis dalam rangka percepatan penurunan stunting,” ucap Hasto.
“Terima kasih kepada Ibu Megawati yang menggagas buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuK Generasi Emas Indonesia yang ditulis oleh para ahli dan sudah dibagikan,” lanjut Hasto.
Jenderal Andika Perkasa PanglimaTNI mengatakan pihaknya siap untuk mendistribusikan buku yang digagas Megawati tersebut.
“Kami akan berkoordinasi dan kami mintakan versi e-booknya supaya sharing ke seluruh satuan bawah sampai warga masyarakat kita bisa tinggal share melalui whatsapp atau media sosial lainnya. Jadi kami siap mendukung Ibu,” kata dia.
Panglima TNI mengatakan TNI menyiapkan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) TNI di seluruh Indonesia. Dia mengatakan bakti sosial TNI sebagian besar akan dialihkan untuk mendukung penurunan stunting ini.
Irjen Pol Asep Hendradiana Kepala Pusdokkes Polri yang mewakili Kapolri mengatakan Polri menyampaikan komitmen mendukung optimal kolaborasi demi anak negeri mewujudkan anak unggu Indonesia maju. Antara lain dengan melakukan pendataan keluarga potensi Stunting di lingkungan Polri serta melakukan promosi edukasi cegah stunting.
“Polri berharap kolaborasi ini ditingkatkan lebih intens dalam mendukung program pemerintah,” ucapnya.
“Awarenes diperlukan dengan mengajak seluruh pihak yang berpengaruh dalam masyarakat untuk melakukan sosialisasi advokasi cegah stunting,” jelasnya.(faz/ipg)