Jumat, 22 November 2024

BKKBN: Bidan Jadi Penentu Keberhasilan Penanganan Stunting

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Pemeriksaan balita stunting dan ibu hamil di Kelurahan Morokrembangan, Surabaya, Kamis (18/11/2021). Foto: Istimewa

Hasto Wardoyo Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), menyebut bidan sebagai salah satu penentu keberhasilan penanganan kekerdilan pada anak (stunting) di Indonesia.

“Bidan merupakan sosok yang paling bisa dipercaya dalam melayani dan memeriksa tumbuh kembang anak-anak. Selain memiliki izin legal melakukan praktik di desa, bidan juga mampu mendampingi keluarga terutama dalam memberikan pengetahuan seputar kesehatan,” kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Jumat (27/5/2022).

Kata Hasto, berdasarkan data Riskesdas 2018, jumlah kelahiran bayi prematur di Tanah Air masih menyentuh angka yang cukup tinggi yakni mencapai 29,5 persen.

Dengan demikian, peran bidan yang tergabung ke dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK) bersama kader PKK dan kader KB menjadi bagian yang sangat penting, utamanya dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sampai hingga anak berusia dua tahun.

“Anggota TPK itu memiliki tugas untuk melakukan penyuluhan, memfasilitasi pelayanan rujukan dan memfasilitasi pemberian bantuan sosial serta melakukan surveilans kepada sasaran keluarga berisiko stunting,” ucap Kepala BKKBN.

Hasto menyampaikan, bahwa BKKBN telah menyiapkan sekitar 600 ribu personel yang dikerahkan ke dalam 200 ribu TPK, agar program percepatan penurunan stunting berhasil menekan angka prevalensi yang semula 24,4 persen, menjadi 14 persen di tahun 2024.

Selain mengatasi permasalahan stunting, bidan sangat berperan dalam melakukan sosialisasi terkait pentingnya alat kontrasepsi pada perempuan di Indonesia, sehingga jarak kelahiran yang menjadi salah satu penyebab stunting dapat teratasi.

Dengan demikian,dia meminta baik pada calon bidan ataupun bidan, untuk terus meningkatkan pengetahuannya agar anak bangsa dapat terlahir dengan sehat dan sejahtera. Di samping itu, negara dapat menikmati bonus demografi dengan penguatan Program Bangga Kencana.

“Saya minta mahasiswa dan calon bidan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur, karena berpotensi cukup besar pada terjadinya stunting,” pungkas dia. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs