Marini Yunita Tanzil Ketua Prodi Desain Produk Fesyen dan Bisnis Universitas Ciputra menyebut Citayam Fashion Week (CFW) sebagai kreativitas yang orisinal dan belum pernah ada di Indonesia.
“Street fashion itu hal umum di negara fesyen dunia seperti Paris, Tokyo, dan Milan. Ternyata remaja dari Citayam yang kebetulan suka nongkrong di Sudirman terinspirasi dari hal itu dan mengekspreksikan dirinya melalui street fashion, yang kemudian viral karena bantuan media sosial seperti Tiktok,” kata Marini dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Selasa (26/7/2022).
Menurut Marini, CFW adalah fenomena street fashion yang berkembang secara organik.
“Orisinalitas cara mereka ingin mengekspresikan dirinya terlihat dari jawaban-jawaban saat diwawancara. Mereka itu kan hangout di sana dan ingin bersenang-senang. Mencoba mengekpresikan diri di Dukuh Atas dengan street fashion seperti di luar negeri. Akhirnya muncul culture baru di area Sudirman,” ujarnya.
Duplikasi di kota lain, kata Marini, bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama secara organik, meski mungkin belum tentu lebih besar dari CFW. Kedua duplikasi secara lebih tertata dan terkelola bisa di bawah Kemenparekraf melalui program-program yang diciptakan.
Terkait adanya pihak yang ingin memiliki merek Citayam Fashion Week, Marini mengaku lebih setuju tetap menjadi domain publik. “Saya compare di Harajuku, itu sejak tahun 80-an tidak ada yang punya, tapi jadi sangat terkenal,” katanya.(iss/rst)