Jumat, 22 November 2024

Beras Kabupaten Ngawi Surplus 91,26 Ribu Ton, Tertinggi Se-Indonesia

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim sewaktu meninjau penanaman padi di sawah. Foto: Humas Pemprov Jatim.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengapresiasi Kabupaten Ngawi dalam menjaga produktivitas beras di sepanjang tahun ini. Terutama produksi beras pada bulan November kemarin yang mencapai surplus sebanyak 91,26 ribu ton.

Produksi itu tercatat sebagai daerah tertinggi surplus gabahnya se-Indonesia. Sementara pada Bulan Desember 2022, surplus gabah di Kabupaten Ngawi sebanyak 15,75 ribu ton atau tertinggi kedua se-Indonesia setelah Kabupaten Karawang.

“Tingginya produktivitas beras maupun padi di kabupaten/kota akan sangat berarti terhadap stok beras di Jatim dan nasional. Insyallah, stok beras dalam kondisi aman hingga Desember 2022 bahkan surplus,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (6/12/2022).

Berdasarkan Angka Sementara Produksi Padi Tahun 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas panen padi di Jatim mencapai 1,7 juta hektar dengan produksi padi sebesar 9,69 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan beras 5,59 juta ton.

Capaian ini merupakan produksi GKG tertinggi secara nasional. Angka tersebut dihitung berdasarkan metode Kerangka Sampel Area (KSA) yang memanfaatkan citra satelit dari LAPAN.

Sementara itu, pada bulan November dan Desember 2022, luasan panen padi di Jatim diperkirakan mencapai 171,46 ribu hektar dengan perkiraan produksi sebesar 980,8 ribu ton GKG atau setara dengan 637 ribu ton beras.

Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Jatim pada November hingga bulan Desember 2022 ini diperkirakan sebesar 514 ribu ton.

“Jika melihat pergerakan data yang sangat dinamis ini, Insyaallah stok beras di Jatim masih surplus. Kita masih ada stok yang digunakan untuk mencukupi pasokan di pasar dan aman,” ujar orang nomor satu di Jatim.

Lebih lanjut, berdasarkan hasil pemantauan petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim maupun Petugas Pelayanan Informasi Pasar di seluruh kabupaten/kota di Jatim, produksi beras di masing-masing penggilingan di Jatim untuk skala kecil sampai dengan besar tetap melakukan produksi.

Sebagian besar digunakan untuk memenuhi pasar atau konsumsi masyarakat. Melihat jumlah pasokan beras masih aman dan surplus, Khofifah berharap Jatim tetap mempertahankan titel sebagai lumbung pangan nasional dan tidak impor beras.

“Kami berharap agar pemerintah pusat tidak impor, sedangkan stok dalam negeri diserap dengan optimal oleh Bulog sesuai harga yang berlaku di lapangan sehingga membantu sekaligus mensejahterakan petani,” pungkas Khofifah.(wld/gat/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs