Setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi selama dua jam pada Kamis (10/3/2022) malam, beberapa lokasi di Kota Surabaya terjadi banjir dengan ketinggian rata-rata setengah ban mobil hingga lebih.
Genangan air ini merata hampir semua titik. Namun, berdasarkan data yang dihimpun suarasurabaya.net, banyak pendengar Radio Suara Surabaya yang melaporkan genangan di banyak terjadi sisi Surabaya Selatan.
“Dari Ahmad Yani masuk Masjid Agung sudah banjir depan Kantor NU,” kata Eko Agus pendengar.
“Dari Jemursari keluar Kendangsari juga banjir. Saya belok kanan masuk Gayungan, nggak berani lewat saya putar balik. Sudah ada Damkar di ujung Telkom sama Dishub,” kata Bagus Wahyu pendengar.
“Banjir di daerah Gayungsari sudah masuk ke rumah. Tetangga banyak yang kemasukan air rumahnya,” ungkap Dewi Yani pendengar.
“Depan Polda Jatim di Jalan A Yani banjir separuh ban mobi. Gotnya penuh. Banyak motor yang mogok. Mending lewat jalur utama saja,” kata Aryo Dwi.
“Banjir di Margorejo arah Marina mulai perempatan tong, Plaza Marina banjir rata. Di perumahan Bendul Merisi juga. Memang bisa lewat, tapi kalau papasan jelas bahaya,” kata Yusuf Ansori.
Saat dihubungi Radio Suara Surabaya, Kamis malam, Eko Juli Prasetyo Kepala Bidang Pengendalian Banjir Dinas PU Surabaya sedang berada di Prapen untuk melakukan normalisasi sungai.
“Upaya jangka pendeknya kita normalisasi saluran avur Wonorejo, pengerukan di lokasi DBL (DBL Arena di Jalan A. Yani) sampai Prapen,” kata Eko.
Ia menambahkan, “Upaya jangka panjangnya akan kita buatkan sudetan untuk mengurangi debit air di hulunya di avur Wonorejo di pertengahan tahun ini.”
Eko menegaskan, sementara ini pihaknya tengah fokus melakukan pengerukan dan normalisasi sungai yang ada di wilayah Surabaya Selatan, yang kini terdampak banjir lebih parah dibanding kawasan lainnya.
Menurutnya, fenomena cuaca yang membuat curah hujan menjadi sangat tinggi juga menjadi faktor terjadinya banjir. Ini membuat sungai tidak bisa menampung debit air yang terus bertambah lalu meluber.
Selain itu, ia mengakui bahwa beberapa saluran perlu pemeliharaan lebih.
“Sekarang ganti Surabaya Selatan, Ketintang, Margorejo, butuh pengerukan di Ahmad Yani, DBL ke arah timur sampai Prapen. Itu saluran pembuang utama. Kita usahakan giat lebih fokus di sana,” papar Eko.
Kawasan Wiyung juga menjadi perhatian dinas PU karena kali ini banjir di daerah tersebut lumayan tinggi. Menurutnya, banjir di kawasan Wiyung seringnya imbas dari lubernya Kali Makmur dan Kali Kedurus.
Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan BBWS Brantas agar debit Kali Makmur segera teralirkan mengingat hulu sungai ini dari Gresik.
Sedangkan untuk banjir di Ketintang, ia mengakui bahwa pompa berada agak jauh dari lokasi.
“Kawasan Ketintang pompanya ada di Jemursari, Prapen, Wonorejo. Posisi Ketintang jauh arah hulu,” ujarnya.
Saat ini, petugas sudah menyebar di banyak titik untuk memastikan bahwa pompa berjalan optimal sehingga debit air segera surut.(tin/ipg)