Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) melalui program Matching Fund berhasil mengembangkan Automatic Identification System (AIS) PPNS atau alat navigasi kapal perikanan.
Afif Zuhri Arfianto Ketua Pelaksana Program Matching Fund, mengatakan inovasi itu merupakan jawaban dari permasalahan kecelakaan di laut yang terjadi akibat tabrakan antara kapal besar dan kapal nelayan.
“Juga sebagai dukungan terhadap realisasi Peraturan Menteri Perhubungan No. 7 Tahun 2019 tentang pemasangan dan pengaktifan identifikasi otomatis bagi kapal yang berlayar di wilayah perairan Indonesia,” ucapnya pada Sabtu (24/12/2022).
Afif menjelaskan, AIS bekerja dengan pemancaran radio Very High Frequency (VHF) yang menyampaikan data-data melalui VHF Data Link (VDL) untuk mengirim dan menerima informasi secara otomatis ke kapal lain, stasiun VTS atau SROP.
“Sehingga, dapat membantu pengaturan lalu lintas kapal dan mengurangi bahaya dalam bernavigasi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan, bahwa di Indonesia masih sering terjadi kecelakaan pada kapal perikanan.
“Dalam Databooks Kata Data, tercatat jumlah kecelakaan pada kapal perikanan yang sempat menurun di 2020, namun kembali mengalami kenaikan pada 2021 yakni dari 12 kasus kecelakaan menjadi 19 kasus kecelakaan di 2021,” jelasnya.
Dari jumlah tersebut, menurutnya, perlu dilakukan evaluasi pada regulasi yang telah dibuat soal kapal penangkap ikan, seperti penggunaan alat identifikasi kapal yang dapat meningkatkan keamanan dalam operasional kapal perikanan.
Ia juga mengatakan, sesuai dengan Permenhub, alat navigasi itu wajib dipasang di kapal ukuran 35 GT dan kapal penangkap ikan 60 GT.
Sebelumnya, AIS sudah dilakukan uji coba di beberapa tempat dan berjalan dengan baik, namun masih ada yang merasa asing dengan alat navigasi itu. Oleh karena itu, akan dilakukan sosialisasi.
Sementara itu, Novirwan direktur PT. Palka Sarana Utama, mitra PPNS dalam membuat AIS mengatakan, kebutuhan untuk perangkat tersebut sangat tinggi.
“Selama ini menggunakan produk import untuk pemasangan AIS di kapal, harus ada produk dalam negeri yang bisa dipakai di kapal lokal kita,” ucapnya.
Ia berharap, dengan adanya produk dalam negeri, dapat memberi kebanggaan pada hasil lokal dan dapat menumbuhkan kemandirian industri navigasi kapal.(ris/dfn/ipg)