Muhammad Nuh Ketua Dewan Pers menilai, di tengah perubahan teknologi yang begitu cepat saat ini terlambat berubah adalah hal yang paling membuat tidak nyaman bagi insan pers.
“Keterlambatan berkonsekuensi beragam, mulai dari yang tadinya untung jadi tetap alias tidak naik, untuk menjadi rugi bahkan sampai bangkrut gara-gara perusahaan terlambat. Saatnya insan pers melakukan percepatan perubahan sesuai tren perkembangan teknologi,” kata Nuh dalam momen Hari Pers Nasional yang diperingati tanggal 9 Februari 2022.
Menurutnya, media online harus bisa memanfaatkan ruang siber atau cyber space karena pers punya jasa dan peran luar biasa.
Nuh juga menilai insan pers adalah unsur profesi yang paling mudah mengikuti perkembangan teknologi.
“Insan pers maupun industri paling gampang adalah ikuti perkembangan teknologi larinya ke mana maka bisa jadi guidance untuk melakukan perubahan-perubahan,” terang mantan Rektor ITS Surabaya ini.
Sejalan dengan Nuh, Ma’ruf Amin juga mengatakan teknologi digital saat ini adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dilepaskan begitu saja.
“Dengan teknologi digital saat ini adalah sebuah keniscayaan, kita harus mampu mengarungi dunia digital agar tidak tertinggal dari bangsa lain,” kata wapres dalam momen yang sama.
Menurutnya, melek teknologi digital adalah sebuah keharusan yang di dalamnya mencakup bijak bermedia sosial.
“Media massa harus membatu menyediakan konten mendidik untuk tujuan tersebut,” pungkas wapres.
Sekadar informasi, Hari Pers Nasional diperingati setiap tanggal 9 Februari, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985.
Acara puncak peringatan Hari Pers Nasional 2022 yang bertema “Sultra Jaya Indonesia Maju” diselenggarakan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Sejumlah isu penting dibahas dalam peringatan Hari Pers Nasional tahun ini, antara lain isu lingkungan hidup, dan masa depan wartawan di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi.(dfn/ipg)