Sebanyak 850 satuan pendidikan di Kota Surabaya mendaftar Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Ini sebagai bentuk dukungan Surabaya terhadap Kurikulum Merdeka yang sudah diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI pada 11 Februari 2022 lalu.
Dari 850 satuan pendidikan yang sudah mendaftar IKM, sebesar 87 persennya telah melakukan aktivasi pemanfaatan platform Merdeka Belajar. Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengatakan, pemerintah kota akan mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di seluruh satuan pendidikan di Kota Surabaya.
Pihaknya juga mendorong guru-guru di sekolah maupun di setiap komunitas belajar untuk memanfaatkan platform Merdeka Belajar yang telah diluncurkan Kemendikbudristek dalam rangka Implementasi Kurikulum Merdeka.
“Insya Allah kami yakin dengan semangat belajar mengajar dan berkarya pendidikan di Kota Surabaya akan terus berkembang ke arah yang lebih baik. Teruslah bergerak demi anak-anak Indonesia. Mari serentak bergerak mewujudkan Merdeka Belajar,” ujarnya.
Sementara itu, Rachmadi Widdiharto Direktur Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan, IKM tidak hanya pada tataran kuantitatif, tapi juga kualitatif. Satuan pendidikan dan kelompok belajar yang ada seperti Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) diharapkan ada transformasi belajar.
“Transformasi belajar yang dimaksud adalah pembelajaran yang berpihak kepada siswa, pembelajaran yang berdiferensiasi, diagnosis asesmen, Teaching at The Right Level, bagaimana komitmen dan dedikasi guru, bagaimana memberdayakan komunitas, ekosistem pendidikan. Inilah yang kita bangun,” terangnya.
Itu diungkapkan saat audiensi di ruang kerja Wali Kota Surabaya Senin (25/7/2022). Audiensi atau kunjungan dari Kemendikbudristek ke Surabaya itu untuk membangun kolaborasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
“Tujuan kami dalam rangka membangun kolaborasi, dukungan, dari rekan-rekan Pemerintah Daerah, dalam hal ini Kota Surabaya, untuk Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM),” katanya usai melakukan audiensi.
Widdiharto juga mengapresiasi Kota Surabaya yang membangun beberapa komunitas belajar untuk mendukung IKM. Ia menyebut ada program Sinau Bareng serta Surabaya Belajar yang merupakan sinergisme, kolaborasi, dan gotong royong dalam membangun iklim pendidikan.
“Pak Wali sangat tertarik kepada 20-30 persen yang lebih mengarah kepada proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Artinya, Kurikulum Merdeka ini tidak semata-mata pada tataran kognitif keterampilan dan skil saja, tetapi juga karakter. Ini jadi konsen kami,” katanya. (lta/iss/rst)