Ribuan pendaki dari berbagai wilayah di Jawa Timur (Jatim) berhasil mengibarkan bendera ukuran raksasa di puncak gunung Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI).
Bendera-bendera merah putih yang disambung sepanjang 400 meter itu dikibarkan secara berkeliling diatas puncak gunung Pawitra, dengan ketinggian 1.653 meter diatas permukaan laut (dpl).
Acara yang digagas oleh Team Stress Adventure (TSA), juga Forum Pengurangan Resiko Bencana Mojokerto (FPRB) dan diikuti Basarnas, BPBD dan juga komunitas pecinta alam itu berlangsung hikmat, meski para pendaki harus menaiki gunung setinggi 1.653 meter dpl terlebih dahulu.
Selain itu, dalam acara pengibaran bendera dengan ukuran 400 meter ini, juga dilibatkan LMNDH, Perhutani, Muspika dan ratusan relawan sebagai tim rescue dalam penanganan adanya hal-hal yang tak diinginkan.
Sementara itu, dalam upacara HUT ke-77 RI tersebut, Basarnas Surabaya ditunjuk sebagai pimpinan upacara.
Anang Budi Prasetyo Ketua Umum Team Stress Adventure selaku penyelenggara mengatakan, di momen HUT Kemerdekaan yang ke-77 ini ada tiga upacara bendera yang dilakukan di Gunung Pewitra, yakni di Puncak Pawitra, Puncak Bayangan, dan Bekel.
Dia bersyukur, pengibaran bendera Merah Putih di puncak Pawitra kembali bisa digelar, setelah sebelumnya sempat ditiadakan akibat pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah untuk acara upacara di Puncak Prawitra ini berjalan lancar dan sukses,” ucapnya saat ditemui reporter Maja FM di puncak Pawitra, usai upacara Bendera Merah Putih.
Ia menyebutkan, antusiasme tidak hanya datang dari para pendaki dan relawan di wilayah Kota/Kabupaten Mojokerto, melainkan juga dari berbagai wilayah di Jatim.
“Total ada 1.500 an kalau di puncak Pawitra, karena berkurang. Ada dua titik lain yang dilakukan upacara di Puncak Bayangan, dan titik ketiga di Puncak Gunung Bekel,” terangnya.
Dia menambahkan, ia dan pecinta alam lainnya berharap kegiatan yang rutin dilaksanakan sejak delapan tahun terakhir ini mampu membangkitkan jiwa-jiwa nasionalis dari generasi muda Indonesia. “Semoga dalam upacara ini bisa membangkitkan jiwa-jiwa nasionalis dari generasi Indonesia bangsa ini,” tegasnya.
Sementara itu, Khoirul Anam Sekretaris LMDH Sumber Lestari mengatakan, jika dihitung sejak Selasa (16/08/2022) malam, jumlah pendaki yang naik ke Puncak Gunung Penanggungan mencapai 3.000 orang lebih.
“Jumlah itu bisa dilihat dari daftar setiap pendaki yang mengisi daftar masuk, mulai dari para pendaki yang datang sendiri hingga berkelompok,” jelasnya.
Namun, menurut Anam jumlah ini lumayan berkurang jika dibandingkan dengan momen 17 Agustus sebelumnya yang bisa mencapai empat sampai lima ribu lebih pendaki.
“Pernah terbanyak itu dulu bisa mencapai enam ribuan pendaki, tapi untuk tahun ini sedikit berkurang, itu juga bisa dilihat dari jumlah kelompok yang naik ke puncak Pawitra, biasanya ada 1000 lebih kelompok yang datang, tapi sekarang hanya 800 dan kelompok,” pungkasnya.
Sebagai informasi, jalur pendakian puncak Pawitra yang paling banyak dilalui adalah di Desa Tamiajeng, Trawas, Mojokerto. Hal ini dikarenakan jalur Tamiajeng yang dikelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari ini lebih aman dan cepat, sehingga para pendaki pemula tidak segan menjajalnya. Jalur ini menjadi satu-satunya yang mempunyai empat pos pendakian menuju ke puncak Gunung Penanggungan atau Puncak Pawitra. (fad/bil)