Sebanyak 25 besar peserta terbaik mendapat piagam penghargaan Penganugerahan Sekolah Adiwiyata Kota Surabaya dan Lomba Toilet Bersih dan Kantin Sehat (TBKS) dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan penilaian yang acak dan dadakan.
Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggunakan penilaian acak dan dadakan itu dengan tujuan, agar para peserta yang berpartisipasi tidak asal ikut-ikutan lomba dan serius dalam menciptakan lingkungan sehat bersih secara berkelanjutan.
Penghargaan TBKS diberikan secara langsung oleh Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, di Lobby Lantai 2 Kantor Balai Kota Surabaya, Senin (28/3/2022).
Adanya lomba TBKS ini, Eri berharap bisa memberikan dampak positif bagi siswa SD-SMP negeri maupun swasta di Kota Pahlawan. Selain itu, dia juga ingin TBKS menjadi pembelajaran siswa untuk membangun kebiasaan hidup yang lebih disiplin.
“Kalau sejak dini memiliki rasa disiplin yang tinggi, maka kelak mereka (siswa) akan menjadi pemimpin yang sempurna sekaligus mempunyai Akhlakul Karimah,” kata Eri.
Nantinya, sambung Eri Cahyadi dirinya ingin para siswa bisa sekaligus menerapkan kebiasaan baik itu di lingkungan rumahnya dan mengajak orang terdekat untuk melakukan hal yang serupa.
“Ini lah yang saya inginkan, dengan penghargaan sekolah Adiwiyata dan TBKS ini, siswa bisa menjaga lingkungan menjadi nyaman, bagaimana lingkungan menjadi bersih dengan di awali pendidikan sejak dini,” imbuhnya.
Wali Kota Surabaya itu juga berpesan kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk lebih menggiatkan lagi kegiatan TBKS di seluruh sekolah, baik itu SD-SMP negeri maupun swasta.
“Semoga tidak berhenti di hari ini saja Pak Kadis, karena yang ikut ini kan masih 23 persen, jadi ke depannya kalau bisa 100 persen yang ikut. Meskipun tidak meraih juara, paling tidak mereka yang gagal mencoba untuk menjadi yang terbaik,” pintanya.
Pada kesempatan yang sama Agus Hebi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya mengatakan, Penganugerahan Sekolah Adiwiyata Kota Surabaya dan TBKS ini adalah program yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), agar siswa SD – SMP terbiasa dengan lingkungan bersih dan sehat.
“Karena bukan hanya bicara soal pendidikan lingkungan saja, tapi tentang kesehatan juga. Jadi, diajarkan juga, jangan jajan sembarangan, kemudian diarahkan agar tidak jajan sembarangan. Kenapa kantin dan toilet? Karena memang sumber penyakit itu ada di situ,” kata Hebi.
Hebi juga merespon pendapat Wali Kota Surabaya terkait jumlah peserta yang sedikit, dirinya memastikan di tahun selanjutnya pada 2023 gelaran anugerah Adiwiyata dan TBKS akan diikuti banyak sekolah negeri maupun swasta di Kota Surabaya.
“Nanti lewat surat dari Pak Wali Kota, akan kita minta seluruh SD-SMP untuk wajib ikut. Terutama Adiwiyata, karena ini adalah program dari KLHK, kalau yang ikut semakin banyak, semakin bagus,” ujarnya.
Terkait penilaian, Agus Hebi mengatakan banyak aspek yang dinilai dari perlombaan ini menurutnya dalam menjaga lingkungan sekolah untuk tetap sehat dan bersih membutuhkan persiapan yang kompleks dan kedisiplinan.
“Penilaiannya tidak sekali, tapi acak. Kita cek, gimana kondisi toiletnya, sering dicuci dikuras apa enggak, dan lain sebagainya, kemudian kami nilai,” kata Hebi.
Hebi menambahkan, lomba ini membutuhkan usaha lebih dan kerja sama banyak pihak, baik guru, siswa hingga wali murid.
Salah satu kebiasaan yang harus ditanamkan sejak dini menurut Hebi di antaranya, dengan membawa wadah minum dari rumah hingga membiasakan untuk mengurangi penggunaan kantong kresek.
“Jadi, hal-hal seperti itu yang membuat mereka kesulitan, itu disebabkan karena kebiasaan di lingkungan rumah dan kebiasaan di sekolah yang berbeda. Artinya harus ada peran antara orang tua dan guru agar siswa mencintai lingkungannya bersih, karena lomba ini membutuhkan effort lebih,” pungkasnya.
Sebagai informasi dari 25 peserta itu, yang berhasil memenangkan lomba TBKS ini di antaranya, kategori terbaik pertama diraih SDN Ngagel I, terbaik kedua diraih oleh SDN Ketintang I dan terbaik ketiga diraih oleh SDN Rungkut Menanggal I. Sedangkan juara harapan satu diraih oleh SDN Banjarsugihan I dan harapan dua diraih SDN Ngagel Rejo I.
Sedangkan pemenang sekolah Adiwiyata ada 17 peserta yang berhasil memenangkan ajang ini, diantaranya adalah SMPN 46, SD Utsman Bin Affan, SMPN 47, SDN Manukkan Kulon VI, SDN Margorejo I dan masih banyak lainnya.(wld/iss)