Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A PPKB) Kota Surabaya telah memberikan trauma healing kepada 14 korban wahana ambrol di Kenpark.
Tomi Ardiyanto Kepala Dinas DP3A PPKB mengatakan dari total 16 korban, 14 orang sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Bahkan dirinya bilang sebagian besar sudah mulai masuk sekolah.
Sementara untuk dua korban yang belum pulang dari rumah sakit harus mendapat perawatan lebih lanjut.
“Empatbelas orang diperkenankan pulang. Kita masih melakukan pendampingan terus, progresnya pemulihan trauma di setiap anak berbeda-beda,” kata Tomi kepada suarasurabaya.net saat dikonfirmasi, Senin (23/5/2022).
Sesuai penuturan Tomi, hampir semua korban mengalami trauma atau ketakutan serupa. Terutama dengan tempat bermain seperti kolam renang.
“Sebagian juga habis dirawat di rumah sakit, pulang, masih harus pemulihan fisik. Karena ada yang kakinya terkilir, tangannya masih sakit, dan segala macam,” tambahnya.
Pihak DP3A PPKB juga berupaya memberikan trauma healing secara alamiah dan normal, supaya tidak terlalu memaksakan korban.
Kemudian para korban yang sudah diberikan pendampingan dan perlahan mampu menjalani aktivitas sehari-hari akan diperbolehkan kembali beraktivitas secara normal, seperti kembali bersekolah.
“Sebagian besar sudah masuk sekolah kok. Yang mempercepat proses trauma healing itu ketika korban sudah berkumpul dengan keluarga, ketemu teman-temannya. Kalau terlalu lama sendiri itu justru menghambat,” jelas Tomi.
Tomi melanjutkan. “Tidak hanya korban, tapi trauma healing juga diberikan ke keluarga korban,” imbuhnya.
Sesuai data yang sudah terkonfirmasi, 14 korban yang sudah pulang telah diserahkan ke orang tua masing-masing. Namun, Tomi mengaku akan selalu siaga jika sewaktu-waktu korban mengalami trauma dan membutuhkan pelayanan.
“Menyerahkan ke masing-masing orang tua. Jika kemudian klien ada trauma bisa langsung di kami. Jadi tidak setiap hari (pendampingan yang diberikan sekarang),” ujarnya.
Sementara terkait 2 korban, lanjut Tomi masih berkoordinasi dengan dinas terkait. Karena informasi terakhir yang didapat Tomi, korban masih menjalani perawatan di rumah sakit sehingga membutuhkan penanganan medis.
Sementara pelayanan trauma healing baru bisa dilakukan ketika korban selesai menjalani perawatan medis dan diperbolehkan pulang ke rumah.
Terkait identitas detil 2 korban yang belum masih dirawat, Tomi tidak menyebutkan. Diketahui 16 korban dengan mayoritas usia anak-anak dan remaja menjadi korban ambrolnya seluncuran Waterpark Kenjeran Surabaya pada Sabtu (7/5/2022) siang.
Pascakejadian, mereka dilarikan ke RSUD Dr. Soetomo dan RSUD Dr. Mohamad Soewandhie Surabaya untuk diberikan penanganan cepat.(lta/wld/ipg)