Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya menyebut sekitar 1.500 ton sampah dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo setiap harinya. Kondisi itu membuat volume sampah semakin bertambah.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi volume sampah di TPA Benowo, salah satunya dengan pengolahan sampah menjadi energi listrik.
“1.500 ton yang masuk ke TPA Benowo setiap harinya,” kata Muhammad Amin salah satu staf DLH Kota Surabaya saat menghadiri peluncuran resmi waste station yang difasilitasi PT Ajinomoto Indonesia bekerja sama dengan Rekosistem, Rabu (21/12/2022).
Menanggapi hal tersebut, Rekosistem sebagai perusahaan rintisan menyebutkan jumlah sampah yang masuk seharusnya masih bisa diminimalisir.
“Potensinya banyak. Surabaya itu ada 1500-1700 ton setiap harinya. Komposisi sampah pada umumnya 35 persen bisa didaur ulang, 50 persen bisa dikompos. Jadi harusnya hanya 15 persen yang masuk TPA. Kita (Rekosistem) fokus di 35 persen,” kata Ernest Christian Layman CEO dan Co Founder Rekosistem kepada suarasurabaya.net, Rabu (21/12/2022).
Ernest merinci 35 persen sampah daur ulang itu mulai dari plastik, logam, kardus, kaca, atau sampah kering lainnya.
“Ada satu yang nggak kering tapi bisa didaur ulang, minyak jelantah,” imbuhnya.
Sementara, 50 persen sampah basah dan berbau bisa dibuat atau dijadikan kompos.
“Organik, citrinya basah dan udah membusuk, berbau, berair. Ada yang kering dari sisa-sisa ranting itu,” tambahnya.
Sementara, 15 persen sampah yang sudah tidak bisa dikelola, baru masuk ke TPA.
“15 persen itu residu yang tidak bisa didaur ulang, organik dan anorganik yang sudah tidak bisa didaur ulang lagi,” tegasnya.
Secara nasional, kontribusi penyumbang sampah paling banyak adalah permukiman penduduk sebesar 48 persen dan pasar tradisional 24 persen.
“Tapi rill nya, pasar lebih banyak karena orang ke sana,” imbuh Ernest.
Selama setahun terakhir, Rekosistem bekerja sama dengan dua perumahan di Surabaya untuk mengelola sampah. Paling tidak, mampu mengurangi 3.000 ton lebih per tahun.
“Waste station versi besar ada 30 ton sehari yang kita kelola, sebulan (jadi) 900 ton. Setahun jadi 900 kali 12. Yang 35 persen kita daur yang bermitra dengan tempat-tempat daur ulang. Kalau yang sisanya, kita kerja sama dengan TPA pemerintah yang punya fasilitas waste to energy atau komposting. Jadi ya yang kita kelola 9 ton sehari, atau 270 ton sebulan, (3.240 ton setahun),” bener Ernest.
Jumlah itu akan bertambah, seiring kerja sama dengan PT Ajinomoto Indonesia dan Pemkot Surabaya. Fasilitas waste station disediakan di Pasar Sememi yang dekat dengan TPA Benowo.
Sampah-sampah di sekitar pasar itu akan dikelola dan diharapkan mampu mengurangi volume TPA Benowo. “Pasar, baru ini. Selama ini kita di permukiman,” imbuhnya. (lta/bil)