Wujudkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Universitas Surabaya (Ubaya) gandeng UGM, UI dan ITB, lewat pertemuan virtual secara daring bertajuk Menuju Insan Pembelajar yang Merdeka, Kreatif dan Berdaya Saing.
Ir. Benny Lianto, MMBAT., Rektor Universitas Surabaya menyampaikan bahwa pertemuan dengan ke tiga perguruan tinggi negeri di Indonesia ini menindaklanjuti kerja sama yang terjalin sejak lama dalam berbagai bentuk seperti program pengembangan staf atau staff development dalam rangka mewujudkan kebijakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Saat ini kerjasama, kolaborasi atau partnership menjadi suatu kata kunci yang sangat penting dalam upaya untuk membangun dan mengembangkan sebuah institusi perguruan tinggi. Terutama dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya mahasiswa. Momentum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bisa menjadi pijakan untuk menjalin kerja sama pada bidang-bidang yang lebih luas. Tidak hanya sebatas program pengembangan staf,” terang Benny Lianto.
Di era saat ini seunggul atau sehebat apapun sebuah institusi perguruan tinggi tidak akan bisa bekerja secara maksimal dan optimal, lanjut Benny tanpa adanya kerja sama dengan berbagai pihak.
Adanya kolaborasi dan sinergi dengan tiga PTN terbaik di Indonesia memberikan kesempatan belajar lebih banyak dan bertukar pengalaman mengenai penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi di tempat masing-masing. Pertemuan dan penandatanganan MoU menjadi tanda persiapan Ubaya bersama mitra perguruan tinggi dalam merealisasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Ditambahkan Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., Wakil Rektor I Universitas Gajah Mada (UGM) menjelaskan bahwa keluarga besar UGM menyambut baik spirit dari kerja sama program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Melalui kerja sama ini diharapkan sesama perguruan tinggi di Indonesia yang berjumlah kurang lebih 4500 kampus bisa saling berkolaborasi. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga bertujuan untuk pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Kolaborasi dan sinergi menjadi kata sakti yang bisa membuat kita lebih survive kedepannya. Apalagi kita diramalkan akan memasuki era ‘The Death of University’ yaitu matinya universitas dikarenakan publik atau masyarakat untuk mendapatkan kompetensi tertentu sekarang tidak perlu datang lagi ke kampus. Tetapi cukup belajar dari media sosial atau sumber belajar lain sehingga mereka bisa mendapat kompetensi tersebut,” jelas Djagal Wiseso Marseno.
Saat ini, tambah Djagal Wiseso Marseno kebutuhan perusahaan terkait SDM tidak lagi melihat latar belakang pendidikan atau asal usul perguruan tinggi pelamar kerja. Namun hal tersebut ditentukan dari lulus tidaknya dalam mengikuti tes pelamar kerja. “Berdasarkan kondisi itu diharapkan perguruan tinggi dapat membangun kolaborasi antar perguruan tinggi lain, dosen dengan mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa atau dosen dengan dosen. Sehingga nantinya akan melahirkan sinergi yang membuahkan creativity, productivity, dan imajinasi yang tidak dimiliki oleh media sosial,” papar Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM itu.
Selain UGM, hadir pula perwakilan Universiats Indonesia (UI) yaitu dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D., Sekretaris UI. Sedangkan perwakilan dari ITB dihadiri oleh Dr. R. Mohammad Rachmat Sule., Kepada Sub. Direktorat Pendidikan Berkelanjutan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pada kesempatan ini Agustin Kusumayati menuturkan bahwa UI telah merancang dan sedang menjalankan program kerja sama dengan perguruan tinggi lain. Salah satunya dengan memiliki Center For Independent Learning untuk memberikan hak kepada mahasiswa UI maupun mahasiswa perguruan tinggi lain yang ingin mendapatkan informasi maupun mengikuti kegiatan pembelajaran di UI guna membangun SDM unggul.
“Mudah-mudahan kerja sama ini tidak hanya berhenti pada penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) saja. Oleh karena itu, saya mengundang Wakil Rektor, Dekan dan Dosen Fakultas supaya setelah penandatanganan MoU yang telah dilakukan antar Rektor perguruan tinggi bisa segera ditindaklanjuti dengan penandatanganan PKS (Perjanjian Kerjasama). Sehingga apa yang sudah digagas atau diprakarsai dapat berjalan sebagaimana mestinya,” pungkas Benny Lianto, Sabtu (6/2/2021).(tok/lim)