Jumat, 22 November 2024

WHO: Omicron, Varian Baru Asal Afrika Selatan yang Mengkhawatirkan

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Ilustrasi, varian Omicron. Foto: Reuters

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (26/11/2021) menggelar rapat dadakan terkait virus B.1.1.529, atau yang akhirnya ditetapkan bernama Omicron.

Rapat itu memutuskan bahwa Omicron varian baru Covid-19 asal Afrika Selatan ini berkembang cepat dan sebagai “varian yang mengkhawatirkan” (variant of concern/ VOC). Virus ini kemungkinan akan menyebar lebih cepat daripada varian lain sebelumnya.

Bukti awal menunjukkan ada peningkatan risiko infeksi ulang dan adanya “perubahan yang merugikan dalam epidemiologi Covid-19. Ini diungkapkan pihak WHO dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tertutup para ahli independen yang meninjau data, seperti dikutip dari Reuters dan dilansir CNBC, Sabtu (27/11/2021).

Infeksi di Afrika Selatan telah meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, bertepatan dengan deteksi varian yang sekarang ditetapkan sebagai Omicron itu.

“Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan yang lain (varian yang menjadi perhatian/ VOC),” tutur WHO dalam pernyataan tersebut.

Perlu diketahui, Omicron adalah varian kelima yang mengusung sebutan sebagai VOC.

“Varian ini telah terdeteksi pada tingkat yang lebih cepat daripada lonjakan infeksi sebelumnya, menunjukkan bahwa varian ini mungkin memiliki keunggulan pertumbuhan,” kata WHO.

WHO menyebut, Tes PCR saat ini terus berhasil mendeteksi varian tersebut.

Sebelumnya, WHO memperingatkan negara-negara agar tidak terburu-buru memberlakukan pembatasan perjalanan terkait dengan varian Covid-19, dengan mengatakan mereka harus mengambil “pendekatan berbasis risiko dan ilmiah”.

Otoritas global bereaksi dengan waspada terhadap varian baru yang terdeteksi di Afrika Selatan, dengan Uni Eropa dan Inggris juga turut memperketat kontrol perbatasan ketika para ilmuwan berusaha mencari tahu apakah mutasi itu resisten terhadap vaksin.

“Pada titik ini, kita peringatkan adanya penerapan langkah-langkah perjalanan,” kata Christian Lindmeier Juru Bicara WHO dalam briefing PBB di Jenewa.

“WHO merekomendasikan agar negara-negara terus menerapkan pendekatan berbasis risiko dan ilmiah ketika menerapkan langkah-langkah perjalanan.”

Dia menyebut, perlu beberapa minggu untuk menentukan penularan varian dan efektivitas vaksin dan terapi terhadapnya. WHO mencatat bahwa 100 urutan varian telah dilaporkan sejauh ini.

Lindmeier meminta agar orang-orang harus terus memakai masker bila memungkinkan, menghindari pertemuan besar, mengatur ventilasi ruangan, dan menjaga kebersihan tangan.

Mike Ryan, Direktur Darurat WHO, memuji lembaga kesehatan masyarakat Afrika Selatan karena menangkap sinyal varian baru.

Tetapi dia memperingatkan bahwa sementara beberapa negara memiliki sistem untuk melakukan ini, situasi di tempat lain seringkali tidak jelas.

“Jadi sangat penting tidak ada respons spontan di sini. Apalagi terkait dengan Afrika Selatan,” katanya.

“Karena kita telah melihat di masa lalu, begitu ada penyebutan jenis variasi apa pun, maka semua orang menutup perbatasan dan membatasi perjalanan,” imbuhnya.(cnbc/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs