Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan laju pandemi, membuat masyarakat tak terkecuali anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Sebuah penelitian terbaru dipublikasikan oleh National Center for Biotechnology Information mencatat, hampir 33,8 persen anak Indonesia memiliki kecenderungan sedentary lifestyle atau gaya hidup tidak aktif.
Kebiasaan ini misalnya, berdiam diri, jarang berolahraga, serta mengonsumsi makanan minuman tidak sehat secara berlebihan. Apabila dibiarkan, hal tersebut dapat memengaruhi perilaku dan kesehatan anak di masa depan.
Dr. dr.Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), M.P.H. Dokter Anak Konsultan Tumbuh Kembang dan Pakar Hidrasi mengatakan, penting bagi orang tua untuk terus mengajak anak tetap aktif dan membangun kebiasaan sehat, termasuk dalam memilih makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari.
“Selain ada kecenderungan kurang aktif bergerak, riset juga menemukan 1 dari 5 anak Indonesia masih kurang minum. Padahal, kebiasaan minum yang baik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan anak tetapi juga membantu anak menjadi lebih cermat, tanggap, dan memiliki performa yang baik,“ ujarnya.
Kebiasaan minum penting untuk diperhatikan. Peningkatan konsumsi minuman manis pada anak-anak tidak hanya mempengaruhi kesehatan mereka di masa anak-anak, tetapi juga merupakan indikator kondisi kesehatan yang kuat di masa dewasa.
Dokter Bernie menjelaskan, anak dengan kebiasaan minum yang baik sejak dini cenderung akan membawa kebiasaan ini hingga mereka dewasa, sehingga bermanfaat untuk menjaga kualitas kesehatan di masa depan.
Dikhawatirkan, kebiasaan minum yang kurang baik dapat memperburuk dampak dari sedentary lifestyle di masa pandemi seperti sekarang ini. Sedentary lifestyle ini berkaitan dengan prevalensi obesitas pada anak, serta meningkatkan risiko hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
“Namun situasi dan dampak negatif tersebut dapat diminimalkan dengan bimbingan dari keluarga. Maka, orang tua perlu berupaya menjadi semakin kreatif untuk menstimulasi anak tetap bergerak aktif selama pandemi,” jelasnya.
Dokter Bernie menambahkan, mengajak anak cukup minum, juga dapat disiasati dengan cara yang menyenangkan.
“Anak-anak membutuhkan minimal tujuh gelas air minum setiap harinya. Proporsi kandungan air dalam tubuh anak lebih tinggi dari orang dewasa, namun mekanisme haus anak belum berkembang dengan baik, sehingga membutuhkan dukungan yang optimal. Kita bisa membuat pengingat menarik untuk anak-anak seperti gambar lucu, mewarnai water tracker setiap beberapa jam sekali, memberikan botol minum yang menarik dan lain sebagainya,” urainya.
Sementara itu, Intan Ayu Kartika Brand Director Danone-AQUA dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional tahun ini, AQUA sebagai mitra orang tua turut mendorong kebiasaan minum yang sehat pada anak.
“Kami ingin mengajak orang tua untuk melindungi kesehatan anak dengan membangun kebiasaan gerak aktif, disertai dengan asupan hidrasi sehat dari air minum berkualitas,” paparnya.
Selain itu, sebagai alternatif kegiatan di rumah, orang tua juga dapat mengajak anak-anak untuk mengikuti praktik-praktik yang disarankan di pelajaran online Sampahku, Tanggung Jawabku yang diluncurkan beberapa bulan lalu bersama wadah edukasi digital Sekolah.mu.
“Sehingga dengan adanya kegiatan ini, anak dan keluarga bisa bergerak aktif, bermain bersama, sekaligus belajar peduli pada lingkungannya. Kami berharap, anak-anak Indonesia dapat tetap sehat dan aktif bergerak di tengah tantangan suasana seperti apapun,” pungkasnya. (man/ipg)