AH Thony Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya mengusulkan adanya sebuah tempat sampah khusus untuk limbah masker yang bersifat publik dan dapat dibuat sendiri oleh masyarakat secara umum.
Usulan itu mengingat selama ini, pengolahan sampah masker yang baik dan terkoordinir hanya ada di pusat layanan kesehatan seperti rumah sakit.
Sedangkan, di masa pandemi masker tidak hanya digunakan oleh tenaga kesehatan, tapi oleh masyarakat luas dan berpotensi menjadi medium penularan virus Covid-19 bila dibuang sembarangan.
Thony pun mengusulkan, ada satu tempat sampah khusus yang khusus untuk sampah B3, untuk tempat pembuangan limbah masker.
“Kemarin begitu (ada satu tempat sampah khusus), karena limbah masyarakat ada yang B3 dan non B3. Kalau kemarin kan sampah basah dan kering. Kalau sampah inveksius penyentuhannya berbeda dengan pelindung-pelindung tertentu agar tidak membahayakan,” kata Thony kepada Radio Suara Surabaya, Minggu (22/8/2021).
Sebelumnya, Thony mengatakan kalau akademisi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya sempat memberikan rekomendasi agar sebelum dibuang, masker direndam dulu dengan deterjen semalaman.
Namun, menurut Thony, masih banyak masyarakat yang berpotensi membuang begitu saja masker sebelum disterilisasi.
“Ada sebuah rekomendasi threatment dengan sabun. Pertanyaannya, apa masyarakat berkenan? Tapi, ada solusi yang bisa dibuat oleh kawan-kawan ITS. Ketika masker habis digunakan, dimasukkan dalam satu tempat, yang alat itu langsung bisa menetralisasi virus di masker itu. Semacam teknologi serba guna, murah, masyarakat bisa membuat ramai-ramai, bahkan bisa menghasilkan nilai ekonomis,” jelas Thony.
Selain itu, dia juga mendorong adanya pendekatan kultural/budaya yang membuat masyarakat bertanggung jawab atas masker yang digunakan dengan tidak membuang masker sembarangan sehingga tidak membahayakan orang lain.
Tidak hanya masker, hal itu juga berlaku bagi budaya penggunakan tisu. Menurutnya, penting saat ini untuk menggalakkan kembali penggunaan sapu tangan sebagai bentuk pengurangan penggunaan tisu.
“Pendek kata kita tidak bermaksud menggurui, mengkritik, tapi ini bagian dari pemikiran jangan sampai berikan celah sedikit pun Covid menyebar,” imbuhnya.(tin/den)