Jumat, 22 November 2024

Wadah Mengeluh Secara Digital ala Pasuruan dan Pamekasan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Saifullah Yusuf Wali Kota Pasuruan saat menyampaikan paparan tentang Smart City dalam Seminar Nasional yang digelar AMSI Jatim, Sabtu (12/6/2021). Foto: AMSI Jatim

Pemerintah Kota Pasuruan dan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur memanfaatkan teknologi informasi untuk mendengarkan aspirasi masyarakat sebagai bagian menuju Smart City atau Kota Cerdas.

Pemerintah Kota Pasuruan punya aplikasi e-Sambat sebagai saluran pengaduan masyarakat secara digital. Sedangkan Pemkab Pamekasan punya aplikasi bertajuk e-Madul.

Kedua kepala daerah mengungkapkan itu dalam Seminar Nasional ‘Smart City, Creative Government: Membangun Ekosistem Digital CETTAR Bagi Pembangunan Jawa Timur’, yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur, Sabtu (12/6/2021).

“Masyarakat dengan cara memasukkan NIK (Nomor Induk Kependudukan) sudah bisa ngomong apa saja sepanjang datanya cukup. Dengan e-Sambat kita bisa tahu berapa lama respons pemerintah dan instansi berwenang. Kalau respons kurang dari 10 menit, mereka dapat reward. Kalau sehari dua hari patut dapat sanksi,” kata Saifullah Yusuf Wali Kota Pasuruan.

Gus Ipul, demikian Wali Kota Pasuruan itu akrab disapa, mengatakan bahwa 60 persen pengaduan lewat e-Sambat mengenai infrastruktur. Sedangkan 30 persennya keluhan pelayanan, dan 10 persen lain-lain.

“Paling banyak infrastruktur karena bagi mereka pembangunan apa yang dia lihat di depan rumah. Ketika buka pintu jalan bagus atau tidak (itu yang dilaporkan lewat aplikasi, red),” katanya.

Gus Ipul bilang, sistem digital dalam Smart City membuat pemerintah mampu bekerja efisien. Karena itu, layanan digital menurutnya tidak bisa dihindari lagi dalam rangka ada interaksi yang baik antara masyarakat dengan pemerintah.

“Saya tangkap masyarakat tidak ingin dilayani hanya pada jam kerja. Inginnya setiap saat pada saat butuh, karena tidak semua orang bisa mengurus keperluannya di jam kerja. Maka itu kami perlu media agar masyarakat bisa sampaikan aspirasi lewat layanan digital,” ujarnya.

Gus Ipul mengakui, Pemkot Pasuruan adalah pemerintahan yang baru mengawali langkah menuju Smart City dan masih harus terus belajar dari kota-kota lain seperti Banyuwangi dan Surabaya.

“Ada kota-kota yang sangat siap smart city atau pemerintahannya sudah menggunakan sudah on process menggunakan teknologi. Tapi ada yang baru memulai seperti Kota Pasuruan. Kita konkret saja belajar kepada yang sudah sukses seperti Surabaya dan Kabupaten Banyuwangi,” katanya.

Kuncinya, kata Gus Ipul, adalah transformasi. Untuk bergerak cepat menyusul ketertinggalan dalam hal Smart City, dia harus segera bertransformasi demi memaksimalkan pelayanan untuk masyarakat.

baddrut-tamam-bupati-pamekasan
Baddrut Tamam Bupati Pamekasan saat menyampaikan paparan tentang Smart City dalam Seminar Nasional yang digelar AMSI Jatim, Sabtu (12/6/2021). Foto: AMSI Jatim

Baddrut Tamam Bupati Pamekasan juga menilai, keberadaan teknologi dan perkembangannya saat ini menjadi bagian dari kemudahan yang perlu difungsikan maksimal dalam melayani publik.

Selain e-Madul sebagai aplikasi pengaduan masyarakat, Pemkab Pamekasan punya aplikasi e-Lorong, e-Sehat, dan e-Babhar.

E-Lorong adalah pengaduan masyarakat soal infrastruktur jalan, e-Sehat soal layanan kesehatan, dan e-Babhar untuk melayani ibu hamil. Pemkab Pamekasan juga menyediakan saluran media sosial untuk mendekatkan diri kepada masyarakat.

“Tidak mungkin ada hasil luar biasa jika cara kita biasa. Kita tidak mungkin mengharapkan hasil seribu langkah jika langkah yang dilakukan hanya seratus. Era revolusi industri ini tidak hanya menuntut kita bergerak luar biasa. Langkah inovatif dan kreatif menjadi tuntutan zaman,” katanya.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs