Sabtu, 23 November 2024

Volume Sampah di Surabaya Diklaim Turun 20 Persen Per Hari

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Hendro Gunawan Plh Wali Kota Surabaya saat mengikuti peringatan HPSN bersama Menteri LHK secara virtual. Foto: Humas Pemkot Surabaya

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima penghargaan Kinerja Pengurangan Sampah sekaligus Dana Insentif Daerah (DID) Tahun 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananan (KLHK) Republik Indonesia. Penghargaan diberikan Siti Nurbaya Bakar Menteri LHK kepada Hendro Gunawan Plh Wali Kota Surabaya dalam acara virtual Puncak Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2021.

Siti Nurbaya Bakar Menteri LHK dalam sambutannya melalui virtual mengatakan, HPSN ini dapat menjadi platform untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Selain itu, HPSN ini juga sekaligus sebagai pertunjukkan salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan.

“Yaitu sampah menjadi sumbernya melalui pelaksanaan ekonomi sirkular. Sampah menjadi sumber energi alternatif,” kata Siti Nurbaya, Senin (22/2/2021).

Dalam kesempatan itu, Hendro Gunawan Plh Wali Kota Surabaya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar atas penghargaan yang diberikan kepada Kota Surabaya.

Matur nuwun (terima kasih) penghargaannya Ibu Menteri,” kata Hendro di sela-sela menerima penghargaan.

Bagi dia, penghargaan ini akan menjadi penyemangat jajaran Pemkot Surabaya untuk terus berupaya lebih baik lagi. Terutama dalam hal penanganan dan pengelolaan sampah. “Semoga ini menjadi penyemangat Kota Pahlawan untuk lebih baik lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Anna Fajriatin Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya mengatakan, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, maka volume sampah juga akan ikut naik. Karenanya, berbagai langkah dan strategi terus dilakukan pemkot agar dapat menekan jumlah sampah dengan cara memanfaatkannya sebaik mungkin.

“Mulai dari sampah rumah tangga harus terpisah, kemudian pengelolaan sampah organik dengan pengembangbiakan Magot (Black Soldier Fly). Hingga pemanfaatan sampah daun menjadi kompos yang dipergunakan untuk perawatan taman-taman kota,” kata Anna.

Hasilnya, saat ini jumlah volume sampah mengalami penurunan setiap harinya. Menurutnya, jika tahun sebelumnya sampah yang masuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sekitar 1.600 sampai 1.700 ton per hari, kini sampah yang terkumpul dalam setiap harinya sekitar 1.500 ton.

“Tahun lalu itu dari 1.600 ton sekarang tinggal 1.500 ton per hari yang sudah termasuk keseluruhan sampah di TPA. Baik yang dibuang oleh pemerintah maupun swasta. Jadi penurunannya sekitar 20 persen per hari. Dan sektor swasta juga ikut bersama-sama mengurangi masuknya sampah ke TPA itu,” papar dia.

Meski jumlah sampah turun dalam per harinya, namun Anna menyatakan akan terus berinovasi dan berupaya untuk menekan jumlah sampah dengan berbagai macam pemanfaatan dan kreatifitas yang ada. Misalnya akan menambah alat untuk mengolah furniture atau perabotan rumah tangga yang tidak terpakai. Seperti kasur, sofa, meja maupun perabotan yang lainnya.

“Karena sebagian warga yang barangnya seperti itu sudah tidak dipakai diletakkan di depan rumah. Itu pengolahannya kami secara manual. Jadi kami cari alternatifnya,” jelas dia.

Sedangkan untuk DID yang diterima pemkot, kata Anna, rencananya akan diperuntukkan untuk mendukung pengelolaan sampah di Surabaya seperti pembelian mesin. Namun begitu, ia mengaku masih menunggu arahan lebih lanjut dari KLHK untuk alokasi DID.

“Nanti kan ada arahannya boleh digunakan untuk belanja apa kita akan melihat aturannya,” katanya. (bid/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs