Dunia sekarang bersiap untuk menghadapi ancaman varian baru virus Corona, yaitu varian Mu atau B1621.
Varian yang paling banyak melanda Amerika Selatan ini, kini sudah ‘menyinggahi’ 40 negara di dunia.
Kata dokter Ari Baskoro Konsultan Bidang Imunologi dari Universitas Airlangga mengatakan varian Mu sejatinya merupakan virus corona. Namun karena virus ini rajin bermutasi dengan cara menyesuaikan lingkungan hidupnya, yaitu tubuh manusia sebagai inang.
“Kuncinya, setiap virus kalau masuk ke tubuh manusia sebagai inang, semakin dia mendapat tempat maka dia diberi kesempatan untuk mutasi,” kata Ari Baskoro kepada Suara Surabaya, Rabu (8/9/2021).
Di antara mutan-mutan ini, ada yang kemudian menjadi varian of concern, karena dikhawatirkan dapat membawa dampak buruk untuk manusia yaitu menjadi lebih gampang menular, gampang resisten terhadap vaksin, dan kebal terhadap obat.
“Persoalannya yang paling penting hati-hatilah kemungkinan terhadap kebal terhadap vaksin. Varian Mu masih diletili para ahli, kesimpulannya belum ada tapi perhatian ahli di WHO ini (Varian Mu) bakal resisten terhadap vaksin,” imbuhnya.
Sementara dalam data terbaru hingga 6 September 2021, varian Mu belum terdeteksi di Indonesia.
Dante Saksono Harbuwono Wakil Menteri Kesehatan yang menyampaikan itu
“Kami sudah melakukan genome sequencing terhadap 7.000-an orang di seluruh Indonesia dan belum terdeteksi ada varian Mu,” ujar Dante dalam konferensi pers via daring di Jakarta, Senin (7/9/2021).
Ia mengatakan Covid-19 varian Mu terjadi di Kolombia, secara laboratorium varian Mu mempunyai resistensi terhadap vaksin.
“Tapi, itu dalam konteks laboratorium, tidak dalam konteks epidemiologis,” katanya.(dfn/iss)