Jumat, 22 November 2024

Vaksin Merah Putih Baru Bisa Dapat Izin BPOM Semester Pertama 2022

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Selasa (23/3/2021). Foto: Dokumen suarasurabaya.net

Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan (Menkes) memperkirakan, Vaksin Merah Putih produksi dalam negeri bisa mendapat izin pemakaian dari BPOM pada semester pertama 2022 mendatang.

Perkembangannya, saat ini vaksin Merah Putih yang diproduksi bersama Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman segera memasuki uji klinis tahap pertama setelah bibit vaksinnya dikirim ke Biofarma.

“April mungkin bibit vaksinnya dikirim ke Biofarma untuk diproduksi dan uji klinis tahap satu. Kami harap Vaksin Merah Putih ini di semester pertama 2022 sudah keluar izin pemakaiannya dari BPOM,” ujar Budi.

Dia sampaikan itu di sela-sela peninjauan vaksinasi terhadap Imam, Marbot, dan Muazin Masjid di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Selasa (23/3/2021), bersama Khofifah Gubernur Jatim.

Menkes menampik anggapan bahwa uji klinis Vaksin Merah Putih ini tertunda. Menurutnya, ada proses yang cukup lama yang memang perlu dilalui sebelum akhirnya uji klinis dilakukan.

“Sebenarnya enggak tertunda. Tapi memang ada proses yang lama. Kalau enggak salah namanya karakterisasi. (Itu semacam) pembersihan genetik hewan baru kemudian diproduksi bibit vaksin,” ujarnya.

Menjelang Ramadhan ini, Budi mengakui pemerintah tidak bisa mengebut program vaksinasi karena terkendala jumlah vaksin yang terbatas. Sampai Juni nanti, dia perkiraan baru 24 persen yang tervaksin.

“Kita, kan, jumlah vaksinnya terbatas. Kita mengejar baru 24 persen yang bisa divaksinasi di Bulan Juni. Jadi sekitar 90 juta dosis vaksin, atau baru bisa 45 juta orang,” ujarnya.

Sebelumnya, Budi bilang bahwa pemerintah menargetkan vaksinasi mencapai 181,5 juta penduduk selama setahun. Atau membutuhkan lebih dari 360 juta dosis vaksin untuk dua kali vaksinasi.

“Harus bisa lebih sabar sedikit karena vaksin berikutnya baru bisa datang di bulan Juli. Ini seluruh dunia sedang rebutan (mendapatkan vaksin),” katanya.

Saat mengikuti proses vaksinasi kiai dan tokoh NU di Kantor PWNU Jatim, Selasa pagi, Budi sempat menyatakan bahwa pemerintah sudah bisa mengamankan kebutuhan vaksin untuk masyarakat.

Namun, karena seluruh dunia sedang berebut vaksin, pemerintah tidak bisa memilih-milih merek vaksin atau vaksin buatan mana yang bisa didapatkan.

Sejauh ini pemerintah akan menggunakan empat merek vaksin. Baik yang diproduksi Perusahaan Sinovac asal China, AstraZeneca asal Inggris, Novovax, juga Pfizer.

Khusus untuk AstraZeneca, Budi mengatakan, pemerintah menargetkan bisa mendapatkan 100 juta dosis vaksin atau hampir 30 persen dari total kebutuhan dosis untuk vaksinasi 181,5 juta penduduk.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs