Universitas Negeri Surabaya (Unesa) terus berkomitmen mendorong dan mewujudkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai motor penggerak perekonomian masyarakat. Salah satunya lewat Program Kemitraan Masyarakat (PKM), tim dosen Unesa memberikan pelatihan dan pendampingan kepada salah satu industri kecil bakpia di Kabupaten Magetan.
Tim PKM Unesa terdiri dari Puguh Novi Prasetyono, S.Pd., M.T., Dr. Anam Miftakhul Huda, M.IKom., dan Drs. Bambang Sujatmiko, M.T. Mereka memberikan pelatihan dan pendampingan serta menyerahkan mesin khusus untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi bakpia kepada UMKM mitra, Abadi Berkah Gemilang.
Abadi Berkah Gemilang merupakan UMKM Pia Menus yang berlokasi di Kelurahan Takeran, Kabupaten Magetan. Mesin yang diserahkan berfungsi untuk mengukus bahan pembuatan bakpia tanpa melalui proses perendaman. Sehingga proses produksi Pia Menus bisa lebih cepat, efektif, dan produktif.
Selain itu, Unesa juga membantu mitra dalam mengembangkan sistem pemasaran digital melalui rancang bangun website. “Kita suport UMKM Pia Menus lewat optimalisasi pemasaran produk via online baik web maupun medsos, sehingga produk mereka makin dikenal masyarakat luas,” ujar Puguh Novi Prasetyono.
Menurut Puguh, selama pandemi, perekonomian masyarakat sampai di titik yang mengkhawatirkan. Daya beli menurun drastis seiring rendahnya pendapatan, dan naiknya angka pengangguran. Salah satu yang terpukul imbas pandemi itu adalah UMKM. Bagi yang sudah efektif dan efisien proses produksi dan pemasarannya saja mengaku terpukul oleh pandemi, apalagi UMKM yang masih menggunakan pola produksi dan pemasaran yang konvensional, tentu bertahan pun susah.
Karena itulah, ia dan timnya melakukan pendampingan kepada UKM Pia Menus. Upaya mereka yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi menggunakan mesin yang mereka rancang khusus. Produksi yang sebelumnya makan waktu yang lama dibuat sederhana tanpa mengurangi kualitas produksi.
“Rumus bisnis itu, satu sisi kita tekan anggaran produksi sebisa mungkin tanpa menurunkan kualitas dan di sisi lain terus meningkatkan angka penjualan. ”Strategi kita di sini yakni pake pandekatan teknologi digital,” terangnya.
Dengan rancang bangun teknologi dan pendampingan tersebut, ia optimistik UMKM bakpia di Magetan bisa terus berkembang dan menjadi salah satu pendorong majunya perekonomian masyarakat Magetan dan sekitarnya. Dikatakan Puguh, bakpia memang banyak diproduksi di berbagai daerah, dan kota yang identik dengan oleh-oleh bakpia adalah Yogyakarta.
Namun, tambahnya, bakpia di masing-masing daerah memiliki cita rasa yang berbeda. Ia mencontohkan, Pia Menus adalah bakpia khas Magetan dengan karakteristik tekstur yang cenderung kering dan lembut. Ia berharap, bakpia di Magetan selain bisa menjadi oleh-oleh khas Magetan, juga bisa dikenal masyarakat luas dan laris di pasaran online maupun offline.
“Kita harapkan juga, ketika orang ke Magetan salah satu yang dicari adalah bakpianya dan kalau sudah begitu, harapannya tentu UMKM di Magetan bisa benar-benar menjadi roda perekonomian masyarakat,” pungkasnya.
PKM tersebut mendapat support dari pusat berupa pendanaan dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Tahun Anggaran 2021. (iss/ipg)