Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan website layanan bisnis digital selam untuk mempromosikan keberadaan UMKM diving.
Mengingat pandemi Covid-19 juga berdampak pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) penyedia jasa selam yang mengalami penurunan pelanggan secara drastis.
Dr Mudjahidin ST MT, ketua tim Abmas Laboratorium Sistem Enterprise, Departemen Sistem Informasi ITS menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membantu mitra UMKM penyedia jasa selam rekreasional.
Terutama untuk memberikan informasi secara terstruktur sesuai dengan kebutuhan pelanggan mitra.
Adapun luaran abmas dari Laboratorium Sistem Enterprise ini adalah situs web (link: https://divingeden.com/) sebagai sarana memasarkan produk dan layanan UMKM penyedia jasa selam.
“Hal ini, guna meningkatkan volume penjualan serta memperluas area pemasaran,” terang Mujahidin dosen yang akrab disapa Mudja ini, Sabtu (11/9/2021).
Proses perancangan website diving ini menggunakan pendekatan Research Online Purchase Offline (ROPO).
Karena pada era digital ini masyarakat cenderung melakukan riset secara daring terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian produk atau jasa.
Sehingga pengguna yang tertarik membeli produk berdasarkan informasi yang disediakan itu, selanjutnya akan diarahkan ke UMKM penyedia jasa selam.
Dengan pendekatan itu, mitra UMKM seperti halnya Surabaya Diving, bisa dengan mudah memasarkan layanan secara daring dengan berbagai informasi yang lengkap, terpusat, dan untuk skala pasar yang lebih luas.
Sedangkan manfaat bagi pengunjung website adalah adanya peningkatan minat dan pengetahuan terkait wisata selam sehingga diharapkan dapat mempercepat pengambilan keputusan untuk membeli layanan dari mitra.
Kepala Departemen Sistem Informasi ini melanjutkan bahwa hal tersebut tentunya dapat membantu mitra dalam mendapatkan kembali pelanggan baru atau mempertahankan pelanggan lamanya.
“Sehingga bisnis jasa selam akan berjalan secara kontinyu di era pandemi,” kata Muja alumnus Teknik Industri ITS ini.
Galih Rendi Setyawan Koordinator Tim Mahasiswa yang bergabung dalam Abmas menjelaskan, pada website itu ada data terstruktur seputar spot diving.
Pada halaman awal, pengunjung dapat menjumpai berbagai lokasi selam yang ada di Indonesia.
Lalu, ada juga informasi lengkap soal titik penyelaman mulai dari deskripsi lokasi spot diving, ragam biota laut yang bisa dijumpai ketika menyelam, serta daftar UMKM penyedia layanan wisata selam untuk spot tertentu.
Pengunjung website juga bisa mengetahui informasi kondisi air dan permukaan dari sebuah titik selam, waktu terbaik untuk datang, serta spesifikasi yang harus dipenuhi oleh calon penyelam.
“Selain itu, website diving ini juga dapat memotivasi pengguna untuk saling berbagi pengalaman wisata selam yang pernah mereka lakukan melalui fitur diver logs,” kata Galih Rendi Setyawan.
Kegiatan Abmas ini berhasil rampung dalam waktu enam bulan. Terhitung sejak Maret 2021, tim Abmas telah memulai tahap analisa kebutuhan mitra dengan melakukan wawancara daring.
Salah satunya dengan Jimmy Lengkong pemilik Surabaya Diving. Selain itu, wawancara secara interaktif juga dilakukan bersama calon pelanggan mitra sebagai pengguna akhir website diving.
Pengembangan website, kata Galih, dilakukan secara interaktif oleh tim dosen dan tim mahasiswa, dimulai dari perancangan desain tampilan dan arsitektur website yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Kemudian dilakukan pemilihan domain dan hosting serta uji coba website untuk memastikan bahwa website siap digunakan oleh mitra dan calon pelanggannya.
Terdapat sosialisasi kepada mitra khususnya Surabaya Diving agar dapat menjalankan website dengan lancar.
“Selain itu juga dilakukan soft launching kepada user potensial guna menerima feedback yang akan digunakan sebagai evaluasi pengembangan selanjutnya,” tambah Galih.
Seluruh tim Abmas (dosen Laboratorium Sistem Enterprise dan tim mahasiswa yang tergabung) berharap agar website ini dapat terus dikembangkan dari sisi penambahan informasi lokasi selam oleh mitra dan juga fitur yang akan menarik bagi komunitas selam rekreasional.
Sehingga, hal itu bisa meningkatkan jumlah komunitas selam yang mengunjungi website untuk melakukan riset dan akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan jasa UMKM selam rekreasional.(tok)