Hujan deras yang melanda Magetan pada Selasa (16/3/2021) yang berlangsung selama kurang lebih 5 jam berdampak pada longsor dan banjir yang juga menyebabkan pada rusaknya jembatan penghubung antar desa, antar kecamatan hingga antar kabupaten.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Kamis (18/3/2021), didampingi Suprawoto Bupati Magetan dan BBWS Bengawan Solo meninjau lokasi putusnya jembatan Kedungdowo penghubung desa Bogem dan desa Kentangan, Kecamatan Sukomoro serta Jembatan Ngunut di Kecamatan Kawedanan yang merupakan penghubung utama Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ponorogo.
Menurut Khofifah, penanganan jangka pendek dan janka panjang segera dilakukan. Di antaranya perlunya percepatan normalisasi sungai dan pembenahan lingkungan sekitar sungai. Mulai dari membuat bronjong dan plengsengan yang permanen di area kritis perlu diprioritaskan.
“BMKG sudah mewanti-wanti tentang intensitas hujan yang tinggi, jadi bencana banjir yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Jatim akan kita detailkan kembali upaya pengendaliannya bersama tim BBWS Brantas dan Bengawan Solo. Kita cari solusi secara integratif dan komprehensif. Upaya yang bisa dilakukan antara lain normalisasi sungai secara lebih masif, mendirikan tanggul, plengsengan, menata hulu- hilir, memonitor gerakan sampah , revegetasi dan sebagainya,” kata Khofifah usai meninjau lokasi putusnya Jembatan Ngunut.
Khofifah mengatakan, putusnya Jembatan Ngunut sangat berdampak pada dinamika mobilitas keseharian warga. Hal ini karena Jembatan Ngunut, menghubungkan antara Kabupaten Ponorogo-Kabupaten Magetan. Namun sayangnya pada Selasa lalu ambrol karena tergerus aliran sungai yang debit airnya tinggi. Khofifah menginstruksikan perbaikan plengsengan sungai bisa segera dilakukan.
“Tadi kita sudah kroscek ketersediaan bronjong milik Pemkab Magetan, ditambah lagi bronjong bantuan dari Pemprov juga. Ketersediaannya cukup, sehingga bisa dimulai sesegera mungkin,” katanya.
Khofifah juga menyampaikan estimasi perbaikan jembatan secara permanen akan memakan waktu hingga empat bulan. Baik dimulai dari pemberian bronjong, pembentukan plengsengan, hingga pembenahan jembatan permanen yang terdampak.
“Kalau pemasangan bronjong bisa satu-dua hari ini dimulai. Kalau untuk jembatan permanen, tadi berdiskusi dengan Pak Bupati, estimasinya kurang lebih 4 bulan bisa selesai,” kata Gubernur Khofifah.
Sementara itu, dampak juga dirasakan pula oleh warga Dusun Pojok, Desa Pojok, Kecamatan Kawedanan. Sisi barat dan timur sungai yang melintasi desa ini mengalami kerusakan. Sebanyak 15 rumah tercatat rusak. Lebih detail, di bagian sisi barat 9 rumah rusak dan di sisi timur 6 rumah rusak.
Berdasarkan data yang dihimpun, 13 KK tercatat mengungsi di bagian sisi barat sungai dan 12 orang mengungsi di bagian sisi timur. Bahkan, saat dilakukan peninjauan, ditemukan jembatan gantung yang rusak serta satu rumah warga yang roboh akibat diterjang banjir. Aktivitas warga pun masih berupaya untuk membersihkan sisa-sisa banjir yang masih ada.
Sebelumnya, bantuan dari Pemprov Jatim telah didistribusikan melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Jatim yang diterima secara simbolis oleh Bupati Magetan, Suprawoto di Pendopo Surya Graha Kabupaten Magetan, Kamis pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah menyerahkan bantuan secara simbolis berupa 1.000 lembar Glangsing, 40 lembar Jumbo bag, 40 lembar Bronjong, 20 lembar Terpal, 50 paket Sandang wanita, 10 pcs matras, 20 paket family kids, 120 paket siap saji, 60 paket lauk pauk, 102 paket tambahan gizi, 50 Paket kebersihan, 50 kardus Tambahan gizi, 20 kardus Lauk pauk, 20 kardus makanan siap mie instan, 300 kg beras, dan 1.000 masker kain. (bid)