Minggu, 19 Januari 2025

Tinggal Seorang Diri dan Tidur di Lemari Sempit, Nenek Hamiyeh Kini Dirawat di Griya Werdha

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Nenek Hamiyeh dan lemari sempit yang dijadikan sebagai tempat tidurnya. Sumber Foto: zona.inspirasiwanita

Sebuah video viral di media sosial, tentang sosok nenek yang berjualan dan tidur di lemari sempit di Jalan Embong Kenongo, Kecamatan Genteng, Surabaya.

Video yang diunggah sebuah akun TikTok, terlihat membeli dagangan si nenek sambil mengajak ngobrol menanyakan keseharian nenek tersebut dan diketahui jika ia tinggal sendiri, mengaku tidak punya anak dan keluarga.

Ketika ditanya tidur di mana, nenek tersebut menunjuk ke sebuah lemari usang dan sempit. Nenek ini juga menunjukkan bagaimana cara tidur di kotak kayu sempit tersebut, mulanya ia duduk, mundur sedikit, perlahan kepalanya menunduk sedikit dimiringkan baru kemudian kakinya masuk dengan cara ditekuk.

Ukuran lemari yang sempit memang tidak memungkinkan kaki nenek tersebut untuk berselonjor. Terlihat tidak nyaman, tapi ia mengaku sudah terbiasa.

Menumpang Mandi di Kantor Sekitar Warung

Nenek Hamiyeh di warung sekaligus tempat tinggalnya sehari-hari. Sumber: TikTok menthueel

Setiap harinya, Nenek Hamiyeh tinggal di warung tempatnya berjualan dengan menggunakan tenda besar. Ia berjualan aneka minuman sachet, rokok, hingga mie instan dengan penghasilan per hari Rp50 ribu. Sedangkan untuk mandi dalam video tersebut,  Nenek Hamiyeh mangatakan jika ia menumpang mandi di beberapa kantor di lokasi tersebut, salah satunya menumpang di kantor sebuah bank.

Dibawa ke Griya Werdha

Nenek Hamiyeh dibawa ke Griya Werdha Jambangan. Foto: Humas Pemkot Surabaya

Video yang akhirnya viral dan ditonton oleh ribuan netizen ini akhirnya mendapat respon dari Pemerintah Kota Surabaya. M Fikser Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya mengatakan Nenek Hamiyeh tinggal seorang diri di warung kawasan Jalan Embong Kenongo, Kecamatan Genteng, Surabaya sudah dirawat di UPTD Griya Werdha, Kecamatan Jambangan, Surabaya.

Fikser mengatakan, sebenarnya pemkot sudah melakukan outreach sejak tanggal 8 November 2021 kepada nenek tersebut. Bahkan, outreach dilakukan bersama pihak kelurahan dan kecamatan untuk rencana dipulangkan ke daerah asalnya.

“Dari hasil outreach itu, klien mengaku bernama Hamiyeh (75) berasal dari Kabupaten Sampang, Madura. Beliau tidak memiliki identitas, namun masih ada kerabatnya di Surabaya,” kata Fikser, Kamis (11/11/2021).

Fikser menjelaskan, pihaknya kemudian berkomunikasi dengan kerabat Nenek Hamiyeh yang ada di Surabaya. Pihak keluarga mengaku, bahwa Nenek Hamiyeh sebenarnya sudah diajak tinggal di rumah Jalan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya. Tetapi nenek itu selalu balik ke warung dan terkadang hanya pulang sebentar. “Jadi kerabat klien yang ada di Jalan Embong Kaliasin sebenarnya sudah mengajak Nenek Hamiyeh itu tinggal di rumah mereka,” katanya.

Karena, nenek tersebut enggan tinggal di rumah kerabat dan memilih menetap di warung, pemkot pun kemudian mengantar Nenek Hamiyeh ke Griya Werdha.

“Saat ini Nenek Hamiyeh sudah kami rawat di Griya Werdha. Bahkan, saat berangkat ke sana, ada warga yang mengaku sebagai anak angkatnya juga ikut mendampingi klien ke Griya Werdha,” ujarnya.

Berkoordinasi Dinsos Sampang Mencari Keluarganya 

Melakukan koordinasi dengan Dinsos Sampang untuk mencari keberadaan keluarga Nenek Hamiyeh. Foto: Humas Pemkot Surabaya

Di samping memberikan intervensi berupa tempat tinggal yang lebih layak, Fikser menyebut, pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Dinsos Sampang untuk mencari keberadaan keluarga Nenek Hamiyeh di sana. “Sambil kita juga akan mencari keluarganya yang ada di Sampang, kita koordinasi dengan Dinsos Sampang untuk mencari keluarga beliau di sana,” ungkap dia.

Menurut Fikser, apabila nanti keluarga Nenek Hamiyeh di Sampang ditemukan, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Surabaya akan membangun komunikasi dengan mereka. Pemkot berharap klien bisa berkumpul dengan keluarganya.

“Kalau nanti keluarganya ditemukan di daerah Sampang, maka nanti teman-teman TKSK akan membangun komunikasi dengan pihak keluarga. Sehingga kami bisa antar agar bisa kembali bertemu keluarga,” tuturnya.

“Sebenarnya Nenek Hamiyeh dibawa ke Griya Werdha itu bukan untuk apa-apa. Tapi, agar diperiksa kesehatannya, kemudian kita cek apakah beliau kategori lansia sudah mendapatkan vaksin,” kata Fikser.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah memberikan informasi adanya Nenek yang tinggal sebatang kara. Ia pun mengimbau masyarakat apabila menemui hal serupa dapat menyampaikannya melalui aplikasi WargaKu.

“Terima kasih sudah memberikan informasi. Kalau masyarakat menjumpai ada hal serupa, bisa disampaikan ke aplikasi WargaKu,” pesan Fikser.(man/tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Minggu, 19 Januari 2025
29o
Kurs