Sejak beberapa hari lalu sampai hari ini, Sabtu (24/4/2021), tim pencari menemukan kepingan barang-barang di sekitar lokasi terakhir kapal selam KRI Nanggala-402.
Laksamana TNI Yudo Margono Kepala Staf TNI Angkatan Laut mengatakan, barang-barang itu diyakini sebagai bagian atau komponen yang melekat di kapal selam KRI Nanggala-402.
Komponen itu mengapung bersama tumpahan minyak yang diyakini milik KRI Nenggala, tidak dimiliki umum, tidak ada kapal lain yang melintas di radius 10 mil, serta berdasarkan keterangan saksi ahli dari mantan ABK KRI Nanggala dan komunitas kapal selam.
“Barang-barang ini tidak akan terangkat keluar kapal, apabila tidak ada tekanan dari luar atau terjadi keretakan di peluncur torpedo,” kata Laksamana Yudo dalam konferensi pers di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Sabtu.
Barang-barang yang dimaksud adalah:
- Potongan benda berwarna hitam yang merupakan bagian dari pelurus torpedo yang berfungsi untuk melindungi torpedo dari guncangan.
- Pembungkus pipa pendingin dengan tulisan berbahasa Korea Selatan. Pada tahun 2012 KRI Nanggala pernah di Korea Selatan.
- Satu botol kecil berwarna oranye berisi cadangan pelumas periskop kapal selam. Botol ini biasanya dibawa ABK yang bertanggungjawab atas periskop.
- Potongan alas yang dipakai ABK untuk sholat. Kondisinya tercabik-cabik.
- Potongan spons penahan panas pada pressrom supaya tidak kondensasi, dan solar yang sudah meluas sampai radius 10 mil. Spons ini harusnya berukuran besar tapi yang ditemukan kecil-kecil.
KRI Nanggala melaksanakan penyelaman pada Rabu (21/4/2021) pukul 03.45 WITA. Pada pukul 04.00 WITA melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8 dan bukan rudal.
Itu merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 WITA saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) telah mengerahkan 16 KRI dan 5 pesawat udara yang masih melakukan sampai saat ini, Sabtu (24/4/2021).
Selain itu, turut bergabung dalam tim pencarian kapal-kapal dari negara sahabat seperti Amerika Serikat, Singapura, Australia, dan Malaysia. Kemudian 4 kapal Polri, 2 kapal Basarnas dan kapal milik Bakamla.(iss/den)