Api yang membakar hangus kurang lebih 70 persen bangunan lantai dua Pasar Kembang Surabaya, Minggu (23/8/2021) sudah berhasil dipadamkan. Sebanyak 23 unit kendaraan pemadam plus enam mobil tangki air dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) diterjunkan ke lokasi.
Dedik Irianto Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya memastikan, tidak ada korban jiwa akibat kebakaran yang melanda salah satu pasar tradisional di Kota Pahlawan itu. Dia memastikan itu karena seluruh lapak di lantai dua bangunan pasar dalam kondisi tutup saat kebakaran terjadi.
“Jadi posisinya, lantai dua sedang tutup dan baru ada kegiatan di atas jam 12 malam, khususnya untuk pedagang jajanan tradisional. Sampai sekarang belum diketahui sumber kebakaran dari mana,” katanya saat memberikan keterangan kepada awak media di lokasi kebakaran.
Sebelumnya, Dedik menyebutkan sumber api itu berasal dari salah satu lapak di lantai 2 bagian tengah menghadap dalam. Dia mengatakan, proses penyelidikan penyebab kebakaran ini akan dilakukan oleh Tim Inavis Polrestabes Surabaya.
Berdasarkan pantauan suarasurabaya.net sampai pukul 17.15 WIB lalu, aktivitas pembasahan oleh petugas Dinas Damkar masih berlangsung. Sekitar pukulm 17.45 WIB seluruh kegiatan pemadaman dinyatakan selesai.
Dedik mengakui, penanganan kebakaran ini memang agak terlambat karena laporan yang masuk juga agak telat. Ketika unit Damkar awal datang ke lokasi, api sudah sangat besar, menjalar dari salah satu lapak ke lapak lain di dalam bangunan pasar.
“Kebakaran itu cepat membesar dikarenakan angin yang berhembus saat kejadian juga cukup kencang. Selain itu, material yang ada di lapak-lapak di lantai dua pasar ini juga berpengaruh menjadikan api mudah merambat,” kata Dedik.
Penanganan pemadaman api oleh unit gabungan petugas Pemkot Surabaya ini berdampak pada lalu lintas di sekitar Pasar Kembang. Selama proses pemadaman, pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan Kota Surabaya pun memberlakukan rekayasa lalu lintas.
Kepadatan lalu lintas sempat terjadi karena kendaraan dari Jalan Kedungdoro menuju Diponegoro dialihkan ke jalan Kedungsari. Sedangkan dari Jalan Diponegoro menuju Arjuno terpantau sangat padat, diperparah banyaknya masyarakat yang memadati sekitar lokasi untuk menyaksikan proses pemadaman.(ton/den)