Gandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Jumat (10/12/2021), PT Kereta Api Indonesia (Persero) gelar Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme.
Di Daop 8, Dialog Kebangsaan dan juga peresmian WARUNG NKRI dilaksanakan di Stasiun Malang dan Stasiun Surabaya Gubeng.
Setiap stasiun yang dikunjungi, jajaran Direksi KAI, Boy Rafli Amar Kepala BNPT, dan tokoh lainnya memberikan edukasi kepada para pegawai KAI dalam rangka menangkal narasi intoleran, anti pancasila, dan anti NKRI.
John Robertho Direktur Keselamatan KAI pada kesempatan ini mengapresiasi BNPT atas terselenggaranya kegiatan Dialog Wawasan Kebangsaan & Anti Radikalisme ini.
Dia mengajak kepada seluruh pegawai KAI untuk menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya dalam membangun pemahaman yang tepat agar selalu fokus bekerja sebagai bagian dari ibadah.
“Pandemi memberikan dampak yang sangat mendalam bagi KAI. Namun demikian, dalam situasi apapun, semangat kebangsaan harus kita bangun dan anti radikalisme harus terus kita lakukan dalam setiap kondisi,” ujar John Robertho Direktur Keselamatan KAI di Stasiun Surabaya Gubeng, Jumat (10/12/2021).
Kegiatan ini merupakan langkah tindak lanjut Perjanjian Kerja Sama antara KAI dan BNPT tentang Sinergisitas Pencegahan Paham Radikal Terorisme yang ditandatangani di Stasiun Bandung pada 24 September 2021.
Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari core values KAI yaitu AKHLAK untuk terus melakukan Kolaborasi, dengan membangun kerja sama yang sinergis dengan seluruh stakeholders.
“Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, para pegawai KAI diharapkan memiliki daya cegah dan daya tangkal agar dapat memproteksi diri serta lingkungan sekitar dari propaganda terorisme,” kata John Robertho.
Selain itu, juga dilakukan peresmian Warung NKRI (Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI) di Stasiun Malang dan Stasiun Surabaya Gubeng.
KAI dan BNPT bekerja sama dalam pemanfaatan aset perusahaan bagi mitra binaan BNPT yakni mitra deradikalisasi dan penyintas untuk berusaha di stasiun.
Warung NKRI ini didirikan untuk mengangkat narasi anti ideologi terorisme dengan menyatukan eks napi terorisme dengan penyintas.
Konsep warung ditujukan agar mitra binaan dapat mencapai kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.
Warung NKRI tersebut juga merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KAI untuk membantu pelaku UMKM berusaha di stasiun-stasiun.
Upaya ini juga sebagai dukungan KAI untuk melaksanakan program Sustainable Development Goals (SDGs) PBB poin ke-8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Para mitra binaan membuka usaha di bidang kuliner dan produk kerajinan.
Boy Rafli Amar Kepala BNPT mengatakan ideologi intoleransi, radikalisme, dan terorisme dapat masuk ke siapa saja, bahkan ke dalam institusi pemerintahan dan BUMN.
Sehingga diperlukan kewaspadaan dini agar virus radikal dan intoleran ini tidak menjadi pilihan masyarakat.
“Untuk menghadapi radikalisme, intoleran, dan terorisme, diperlukan ketangguhan dan keuletan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia. Karena radikalisme ini sejatinya bukan dari jati diri bangsa Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia adalah jati diri yang memiliki falsafah, ideologi pancasila,” pungkas Boy Rafli Amar.(tok/tin/den)