Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) proyek kemanusiaan mengirimkan 90 mahasiswanya dari berbagai fakultas untuk menjadi Relawan Mahasiswa Tanggap Bencana (Matana). Program tersebut memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk meningkatkan empati atas kondisi sosial.
“Team Matana akan berkoordinasi dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang telah berpengalaman menangani bencana,” jelas Dr. dr. Sukadiono, M. M., Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, saat akan memberangkatkan para mahasiswa di halaman UM Surabaya, Senin (20/11/2021).
Pihaknya juga telah melakukan assesmen pasca erupsi. “Pasca bencana pasti ada trauma sindrom maka kami mengirim mahasiswa jurusan Psikologi, selain itu juga ada dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Ini kaitannya dengan keberlanjutan pendidikan anak-anak korban bencam. Jadi ada semacam home schooling,” urainya.
Selain itu, juga ada mahasiswa dari Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan yang siap memberikan bantuan dari kondisi fisik, dari sisi medisnya.
Sukadiono menjelaskan bahwa aksi kemanusiaan bagian dari menumbuhkan rasa empati mahasiswa. Proyek kemanusiaan ini dapat dikonversi sebagai Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan kredit 4 SKS.
Program tersebut akan dilaksanakan selama satu bulan mulai 21 Desember – 21 Januari 2022 dengan melakukan serangkaian kegiatan di antaranya memberikan trauma healing, melakukan recovery, berjaga di dapur umum, melakukan distribusi bantuan, pendampingan pendidikan.
“Kampus harus tanggap pada masalah kebencanaan khususnya erupsi gunung Semeru. Semoga melalui program MBKM, yaitu pada konteks proyek kemanusiaan ini, pemulihan pada korban erupsi segera teratasi,” harapnya.(man/ipg)