Sabtu, 23 November 2024

Tak Hanya Pantura dan Jakarta, Ratusan Pulau di Indonesia Juga Terancam Tenggelam

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi Pulau Dolangan, Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah. Foto: covesia.com

Profesor Eddy Hermawan Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan, ada ratusan pulau sedang dan kecil di Indonesia terancam hilang atau tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. Tidak hanya di kawasan Pantai Utara Jawa dan Jakarta.

“Jangan terkecoh dengan kawasan Pantura saja, jangan terkecoh dengan Jakarta saja. Apa yang akan terjadi di tahun-tahun berikutnya, inilah 115 pulau-pulau sedang dan kecil ini bisa tenggelam,” kata Eddy dalam diskusi virtual ‘Ancaman Tenggelamnya Kota Pesisir Pantai Utara Jawa, Apa Langkah Mitigasinya?’ di Jakarta, Kamis (16/9/2021).

Eddy berharap, perhatian juga tertuju pada pulau-pulau sedang dan kecil di Indonesia seperti daerah wisata termasuk Bali dan Nias dan pulau-pulau lain termasuk di sepanjang pantai barat Sumatera yang juga terancam tenggelam, sehingga tidak hanya terpaku pada persoalan terancamnya Jakarta atau kota pesisir di Pantai Utara Jawa.

Menurut Eddy, kenaikan air laut itu disebabkan perubahan iklim dan penurunan muka tanah sehingga perlu kombinasi upaya mitigasi dan adaptasi ke depannya agar tidak kehilangan pulau-pulau tersebut.

“Tidak hanya pemanasan global, penurunan muka tanah juga merupakan kontributor cukup besar yang menyebabkan Jakarta menjadi terendam,” ujarnya seperti yang dilansir Antara.

Dia menyarankan, mitigasi lebih mengutamakan langkah-langkah yang memprioritaskan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan seperti penanaman mangrove dan reboisasi serta menghasilkan dan menerapkan inovasi yang bisa menjadi solusi terhadap masalah itu.

Hasil simulasi, kata dia, menunjukkan kenaikan permukaan air laut akan menutupi Jakarta secara permanen pada 2050 sekitar 160,4 km persegi atau sama dengan 24,3 persen dari luas total wilayah saat ini. Air laut masuk antara lain ke wilayah Tanjung Priok, Pademangan, Penjaringan, Bandara Soekarno Hatta, Koja, dan Cilincing.

Selain perubahan iklim dan penurunan muka tanah, Eddy menuturkan kondisi wilayah Jakarta juga menyebabkan potensi wilayah itu terendam air laut juga makin tinggi karena berupa wilayah landai dan teluk.

“Kondisi lokal setempat Jakarta yang memang juga menjadi serangan empuk bagi masuknya air laut karena tanahnya landai, empuk, bentuknya teluk,” ujarnya.

Eddy menuturkan, semua kawasan Pantura memang berisiko masuknya air laut, namun terlebih khusus daerah Jakarta karena kondisi lokal tanah yang empuk dan topografi wilayah yang membuat Jakarta makin berisiko terendam.

“Sebenarnya, yang terjadi saat ini adalah kombinasi antara air yang sudah naik karena es mencair di kutub serta penurunan muka tanah yang tidak bisa kita kontrol,” ujarnya.(ant/tin/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs