Jumat, 22 November 2024

Surabaya Sudah Level 1, Tetap Waspadai Breakthrough Infection

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi, pasien Covid-19. Grafis: Bram suarasurabaya.net

Dr. dr. Gatot Sugiarto SpPD, Tim Satgas Covid mengingatkan masyarakat agar tidak lengah karena PPKM Kota Surabaya masuk level 1.

“Pandemi belum berakhir, perang belum selesai. Kuncinya dua, proteksi dan kesiapsiagaan,” kata dokter Gatot kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (19/10/2021).

Proteksi yang dimaksud adalah protokol kesehatan (prokes)  dan vaksin. Dia menilai prokes sekarang sudah mulai kendor. Banyak orang yang sudah tidak memakai masker dan berlibur ke tempat wisata. Artinya ada kecenderungan masyarakat untuk kendor, berisiko membiarkan dirinya terinfeksi dan menyebarkan infeksi

Terkait vaksin ada empat poin yang perlu diperhatikan. Pertama untuk penyintas, ternyata penyintas masih perlu divaksin karena proteksi antibodi setelah sembuh tidak bertahan lama. Kedua orang yang belum vaksin. Ketiga orang yang vaksinnya belum lengkap. Keempat, orang yang vaksinnya sudah lengkap.

“Orang yang vaksinnya sudah lengkap tidak ada perlindungan 100 persen karena akan menurun seiring berjalannya waktu. Lalu ada varian varian baru. Ada risiko cukup itnggi untuk mengalami breakthrough infection atau tertular Covid-19 setelah vaksinasi,” ujarnya.

Masyarakat di Surabaya harus tetap waspada karena gelombang kedua pada Juni-Agustus terjadi karena masyarakat abai. Harus belajar dari Singapura. Vaksin melindungi tapi bukan berarti kita boleh kendor. Warganya 90 persen sudah divaksin, tapi kasus meningkat. Pertama bisa karena varian baru, kedua terlau cepat melonggarkan prokes.

“Saat ini yang beredar di Indonesia turunan varian Delta. Bukan berarti masuk level 1 itu terus longgar. Ada varian baru Mu, Lambda, R1 yang mungkin bisa memicu penyakit yang lebih parah,” ujarnya.

Stakeholder dan masyarakat sebaiknya bahu membahu saling mengingatkan untuk menjaga penurunan kasus Covid bersama. Sebab wilayah yang berhasil menurunkan angka kasus baru dan kematian, bukan berarti tidak memiliki kasus Covid.

“Saya kira penurunan kasus Covid dapat terjadi karena vaksinasi dan prokes. Sedangkan vaksin di Indonesia belum sesuai target dan kepatuhan prokes saya rasa tidak sebagus seperti yang dilaporkan. Kalau angkanya turun terus, jangan membuat kita terbius. Mungkin saja ada infeksi rendah yang dianggap flu dan batuk biasa,” kata dokter Gatot.(iss/rst)

Berita Terkait

Inmendagri Terbaru, PPKM Surabaya Sudah Level 1


Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs