Beberapa hari terakhir, hujan sempat mengguyur Kota Surabaya. Teguh Tri Susanto Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Surabaya mengatakan, pada Oktober ini, Kota Surabaya memang sedang menghadapi peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan. Masa peralihan ini diperkirakan akan berlangsung hingga November 2021 nanti.
Sedangkan untuk puncak musim hujan, lanjut Teguh, diprakirakan akan terjadi sekitar bulan Januari hingga Februari.
“Jadi Surabaya saat ini masih belum memasuki awal penghujan karena kalau di bulan Oktober masih relatif masa peralihan sampai November. Awal penghujan Kota Surabaya masih November sampai puncaknya bulan Januari-Februari,” kata Teguh kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (20/10/2021).
Ia juga menyampaikan adanya potensi La Nina yang akan menimpa beberapa wilayah di Indonesia. Namun, berdasarkan pemantauan pada awal bulan ini, belum diketahui pasti apakah Jawa Timur menjadi salah satu daerah yang terdampak La Nina.
“Meski tidak semua (daerah), di Jatim belum keliatan. Tapi wilayah Indonesia bagian timur, bagian utara yang akan terdampak. Jatim masih akan kita pantau akhir Oktober nanti,” jelasnya.
Sebelumnya pada tahun 2020, wilayah Surabaya Raya sendiri mengalami kenaikan curah hujan yang cukup tinggi dibanding 2019. Teguh mengatakan, jika pada 2019 curah hujan di Surabaya Raya tercatat sebanyak 1.302 mm/tahun, pada tahun 2020 curah hujan naik hingga 2.357 mm/tahun.
Sehingga, dampak La Nina harus diantisipasi oleh semua pihak, salah satunya bencana hidrometeorologi misalnya banjir dan tanah longsor.
Teguh melihat, di beberapa jalur dan kawasan di Kota Surabaya banyak dipenuhi pepohonan. Untuk itu, antisipasi perampingan pohon harus mulai digalakkan. Karena, hujan deras biasanya disertai angin kencang. Ia memprediksi, angin kencang di Surabaya bisa mencapai 60-70 km/jam dan bisa membuat pohon tumbang dan baliho patah.
“Kalau di Surabaya kan banyak pepohonan jadi perlu diperhatikan kondisi pohonnya. Karena salah satu bencana hidrometeorologi dari peralihan sampai musim penghujan adalah kecepatan angin yang cukup meningkat seperti angin puting beliung atau angin kencang sebelum hujan deras,” jelasnya.
Selain itu, tentunya potensi banjir juga harus diwaspadai oleh pemerintah. Untuk itu, persiapan seperti menambah pompa air hingga melakukan pengerukan sungai.
“Kalau di wilayah perkotaan kecenderungannya genangan atau banjir. Surabaya barat seperti Jalan Mayjend Sungkono, Bukit Darmo, itu perlu jadi perhatian. Meski surutnya cepat tapi butuh antisipasi seperti penambahan pompa dan pengerukan sungai,” ujarnya.(tin/iss)