Sabtu, 23 November 2024

Surabaya Raih Anugerah Kesetaraan Gender

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Antiek Sugiharti Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya. Foto: Humas Pemkot Surabaya

Kota Surabaya terima penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA) Republik Indonesia (RI).

Penghargaan ini diberikan berdasarkan Keputusan Menteri PPPA RI Nomor 66/2021.

Kategori Anugerah ini, merupakan wujud dan apresiasi tertinggi yang diberikan Kemen-PPPA atas inovasi Kota Surabaya dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, mengucapkan terima kasih kepada Menteri PPPA serta tim verifikasi Anugerah Parahita Ekapraya.

Penghargaan ini, kata Eri, berhasil diraih berkat gotong-royong dan kerja bersama pemerintah, LSM, perguruan tinggi, dunia usaha, juga seluruh masyarakat Surabaya.

“Perlu kerja bersama agar laki-laki dan perempuan bisa dapat akses, manfaat, partisipasi, kontrol yang sama dalam merencanakan maupun menikmati hasil pembangunan,” katanya.

Menurutnya, tanpa gotong-royong dari semua pihak, kesetaraan gender tidak akan bisa terwujud di Kota Surabaya.

Penghargaan ini akan semakin memotivasi pemkot untuk terus konsisten melakukan keberlanjutan pembangunan responsif gender.

Sekaligus, menjamin hasilnya agar adil bagi semua pihak, baik laki-laki mau pun perempuan.

“Pemerintah Kota Surabaya akan terus berkreasi dan berkolaborasi serta bersinergi bersama stakeholder untuk menjadikan perempuan dan anak di Kota Surabaya bermartabat, mandiri, berkualitas, dan berdaya saing,” jelasnya.

Sementara itu, Antiek Sugiharti Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, menjelaskan, penghargaan ini diberikan Kemen-PPPA kepada kota/kabupaten lembaga/departemen yang berperan aktif dalam pengarusutamaan gender.

“Keberhasilan di dalam pemerintah kabupaten/kota atau lembaga/departemen yang memiliki kebijakan di dalam kesetaraan gender. Jadi di dalam pelaksanaan aktivitas pembangunannya itu melakukan analisa terkait dengan pengarusutamaan gender,” kata Antiek.

Bentuk implementasinya, Antiek mencontohkan, bagaimana Pemkot Surabaya memberikan kebijakan terkait kesetaraan gender di lingkungan tempat kerja.

Para pejabat laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam menduduki jabatan struktural di lingkungan pemkot.

“Kemudian berpartisipasi di dalam pembangunan, baik eksekutif maupun legislatif. Sedangkan di masyarakat, bagaimana mereka berperan aktif bersama dengan pemerintah, perguruan tinggi, maupun swasta kepada kesetaraan gender,” katanya.

Ada beberapa kategori yang diberikan dalam Anugerah Parahita Ekapraya. Kota Surabaya pada 2020 lalu mendapat penghargaan Kategori Mentor.

“Nah, Mentor ini kategori tertinggi. Dan kita satu-satunya kota yang dapat penghargaan Kategori Mentor. Ini kedua kalinya Surabaya mendapatkan Kategori Mentor,” jelasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya itu menerangkan, dalam proses penilaian APE, Kementerian PPPA sangat komprehensif.

Bahkan, penilaian dilakukan mulai tingkat kelurahan, kecamatan, maupun dalam setiap data aktivitas kegiatan.

“Misalnya, ketika kita beraktivitas pembinaan sosialisasi kepada UMKM, itu kita selalu membuat data terpilah antara laki-laki dan perempuan memberikan kesempatan yang sama,” tuturnya.

Atas penghargaan yang berhasil diraih Kota Surabaya itu, pihaknya menyatakan bakal terus berinovasi mewujudkan kesetaraan gender di lapangan.

Terlebih, bagaimana tetap bisa mempertahankan kolaborasi antara pemerintah kota, perguruan tinggi, LSM, maupun dunia usaha.

“Tentunya kita harus menguatkan kembali kolaborasi dan komitmen untuk kita tetap bisa mempertahankan. Tentu kita harus mempunyai inovasi-inovasi yang bisa menciptakan kembali untuk bisa menguatkan peran kita di sini,” kata Antiek. (man/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs