Jumat, 22 November 2024

Suara Pemuda: Kami Butuh Diberi Ruang dan Kesempatan

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Irene Gianov dan Ghifris Vasha dari RK Mentee Rumah Perubahan dalam talkshow Wawasan Radio Suara Surabaya, Kamis (28/10/2021). Foto: Tina suarasurabaya.net

Pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada Kamis (28/10/2021) hari ini, banyak yang merefleksikan tentang apa saja peran pemuda terhadap kemajuan dan bangsa. Dengan semangat pemuda, bangsa Indonesia bisa berdiri kokoh seperti sekarang.

Namun, peringatan Sumpah Pemuda kali ini juga menjadi momen yang tepat untuk berkontemplasi ‘apa yang dibutuhkan anak muda saat ini’?

Pertanyaan itu lah yang dilontarkan Emma Rachmawati penyiar Radio Suara Surabaya kepada dua anak muda dari RK Mentee Rumah Perubahan, yakni Ghifaris Vasha dan Irene Gianov dalam program Wawasan, Kamis (28/10/2021). Dengan kompak mereka menjawab, pemuda saat ini membutuhkan pembinaan, ruang, kesempatan dan kepercayaan.

Menurut Faris, saat ini perkembangan ilmu dan teknologi di masa sekarang berlangsung dengan sangat cepat. Bahkan bisa jadi, apa yang diajarkan di sekolah atau kampus tidak cukup karena kurang relevan dengan kebutuhan sekarang.

Anak muda, menurut Faris, sebenarnya memiliki banyak ide, inovasi dan kreatifitas. Namun, mereka tidak tahu bagaimana cara untuk mewujudkan itu. Makanya, mereka membutuhkan pendampingan dari para mentor yang ahli dan profesional di bidangnya.

“Ada yang bilang, untuk sukses kita terkadang harus gagal dan gagal dulu. Tapi adanya mentor itu memperkecil kemungkinan kegagalan kita dan mempercepat anak muda ini belajar,” kata Faris.

Seperti dalam Rumah Perubahan, sebuah konsultan bisnis manajemen yang intensif memberikan pelatihan, penyusunan konten dan project yang didirikan oleh Prof. Rhenald Kasali, PhD. Dalam Rumah Perubahan tersebut, kehadiran Rhenald Kasali untuk membina mereka dari awal sampai akhir pengerjaan project menjadi pelajaran yang sangat berharga.

“Profesor (Rhenald Kasali) itu sangat memperhatikan, setiap hari diskusi, ada feedback. Tidak sekedar wawasan tapi juga tentang bagaimana kita hidup,” kata Faris.

“Saat kita baru lulus dan terjun di dunia profesional biasanya orang-orang ‘welcome to the jungle!‘ (Selamat datang di hutan). Nah jungle seperti apa, kita perlu petunjuk,” tambahnya.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya ruang untuk bereksplorasi untuk anak muda. Wadah yang membuat anak muda bebas menyalurkan ide dan inovasinya, namun juga terarah.

“Kalau ditanya, apa yang bisa negara berikan? negara bisa berikan ruang. Pemuda butuh ruang dan kepercayaan dan memahami etika dan hukum. Berikan kita ruang untuk berkesplorasi dan berekspresi,” imbuhnya.

Hal senada juga dilontarkan Irene. Menurutnya, terkadang anak muda terlena dengan zona nyaman hingga mereka lupa bahwa perkembangan zaman berlangsung lebih cepat.

Jika mereka ‘terbius’ dengan zona nyaman tersebut, maka pemuda yang seharusnya menjadi tonggak pemberi ide dan perubahan di masa depan juga akan mandek.

Ia menekankan bagaimana pemuda saat ini banyak disebut sebagai “strawberry generation“, yakni generasi yang penuh dengan gagasan kreatif, tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati. Untuk itu, mereka perlu mendapatkan dukungan dan arahan, agar pemuda tahu apa yang seharusnya dilakukan sekaligus menjadi pribadi yang tangguh.

“Anak muda harus diberi kesempatan. Kalau di startup biasanya lebih fleksibel, namun kalau di perusahaan yang sudah berdiri lama, kadang saat mereka membawa ide perubahan tapi kepentok birokrasi dan aturan-aturan yang sudah ada,” kata Irene.

Ia menambakan, “padahal anak muda yang akan membawa masa depan. Idenya banyak, harusnya diberi banyak kesempatan dan diarahkan.”

Dihubungi secara terpisah, Yosa Rosario CEO NPC Laboratorim juga menyampaikan hal serupa. Ia melihat, anak muda membutuhkan pembinaan untuk mengembangkan inovasi dan kreasi yang mereka miliki. Mereka harus dipertemukan dalam satu wadah yang sama, agar dapat bekerjasama dengan baik.

Dukungan dari banyak pihak untuk mempertemukan para pemuda ini, menurut Yosa, menjadi poin yang sangat penting.

“Banyak sekali remaja-remaja di Indonesia yang kreatif, tapi kurang mendapatkan dukungan. Ada yang pintar menciptakan dan ada yang pintar memikirkan sesuatu. Mereka harus bersama-sama, disatukan. Tapi di Indonesia susah mencari tempat untuk itu,” kata Yosa.

Ia menambahkan, “Banyak orang pintar tapi nggak tahu pasar. Tahu pasar, tapi nggak tahu cara bikinnya. Tempat untuk menyatukan ini penting.”

Yosa menyebut, selain dipertemukan dalam satu ‘wadah’, pemuda juga butuh pendampingan oleh mentor yang berpengalaman di bidangnya untuk mengarahkan bagaimana cara produksi ide dan menyebarluaskannya.

Pemuda yang mengembangkan teknologi pertanian berupa drone spray untuk pupuk dan disinfektan itu juga mengingatkan, agar anak muda lebih memperhatikan teknologi pertanian Indonesia.

Menurutnya, dibanding negara lain, teknologi pertanian di negara ini jauh tertingga. Dan masalah ini jarang dilirik oleh anak muda sebagai sebuah kesempatan. Padahal, di negara maju, sektor pertanian menjadi sektor yang utama karena berkaitan dengan ketahanan pangan suatu bangsa.

“Teknologi pertanian itu teknologi yang jarang dilihat pemuda. Pertanian ini sangat disukai orang-orang di luar negeri kenapa kita nggak mengembangkan ini?” ujarnya.(tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs