Dokter Bambang Pujo Semedi, SpAn.KIC Ketua Departemen Anestesi dan Reanimasi FK UNAIR menuturkan, di Indonesia, masalah kebencanaan banyak dan bisa terjadi kapan saja. Karenanya, diperlukan tim relawan kebencanaan yang terlatih, yang jika dibutuhkan sudah siap terjun langsung ke lapangan.
Dan sebanyak 600 orang lebih mendaftar sebagai tim relawan medis kebencanaan atau Emergency Medical Team (EMT).
“Ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat kami. Kami tidak menyangka antusiasme calon relawan sangat tinggi. Satu minggu pendaftaran dibuka, sudah sebanyak ini pendaftarnya,” tuturnya.
Para calon relawan ini datang dari berbagai daerah di Indonesia. Ini tentu akan menguntungkan ke depannya. Karena tim relawan dari daerah bencana bisa terjun langsung. Dan tentunya ini akan lebih menghemat biaya.
Calon relawan ini juga memiliki latar belakang multidisiplin yang berbeda. Bukan hanya relawan medis saja, namun juga ada relawan non medis. Baik yang berpengalaman maupun belum.
Para calon relawan EMT FK UNAIR ini akan menjalani pelatihan selama tiga minggu berturut-turut untuk menyiapkan mereka menjadi relawan yang terstandar. Ada 10 materi yang akan diberikan dengan pemateri tidak hanya dari FK UNAIR saja, namun juga dari berbagai Lembaga berpengalaman.
Dokter Soni Sunarso S,SpAn.FIPM. KMN ketua Unit Bantuan Bencana Alam FK UNAIR menambahkan, pelatihan ini dimaksudkan untuk menyiapkan relawan-relawan kebencanaan dari FK UNAIR yang terstandar internasional dan diakui oleh WHO.
“Sehingga harapan kami, relawan ini siap terjun membantu ke daerah kebencanaan. Tidak hanya di Indonesia saja tapi jika bisa hingga ke luar negeri,” terangnya.
Pelatihan Sesi Pertama (EMT Training 1) sudah dilaksanakan Sabtu (23/10/2021) lalu. Menghadirkan tiga pemateri, Yakni Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. dr. Eka Jusuf Singka, M.Sc., Bige Agus Wahjuono, S.E dari BPPD Provinsi Jatim dan dr. M. Hardian Basuki, Sp.OT(K) yang berpengalaman sebagai dokter relawan kebencanaan. Acara dipandu oleh dr.Airi Mutiar, MedKlin.,SpAn, pembina komunitas relawan bencana Jatim bersama BPBD.
“Di EMT Training 1 ini kami ingin relawan memahami bagaimana sistem kebencanaan dijalankan dari lintas sektor, mulai dari pusat hingga daerah. Di awal ini kami ingin menunjukkan kepada relawan bahwa penanganan bencana tidak bisa dilakukan sendirian. Namun diperlukan koordinasi yang baik dari lintas sektor,” tambahnya.
Training EMT kedua dan ketiga akan dilaksanakan beruntun, dua minggu ke depan yakni di tanggal 30 Oktober dan 6 November 2021. Setelah pelatihan usai, calon relawan yang berkualifikasi akan mengikuti deklarasi dan resmi menjadi relawan EMT FK UNAIR. (man/iss)