Jumat, 22 November 2024

Sidoarjo Satu-satunya Zona Merah Covid-19 di Surabaya Raya karena Ini

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Tangkapan layar peta zonasi risiko Covid-19 dari situs Covid19.go.id. Foto: denza suarasurabaya.net

Berdasarkan data peta zonasi risiko Covid-19 di situs resmi Satgas Covid-19, covid19.go.id, Kamis (19/8/2021), Kabupaten Sidoarjo menjadi satu-satunya daerah zona merah di Surabaya Raya (Sidoarjo, Surabaya dan Gresik).

Dokter Makhyan Jibril Al-Farabi Staf Khusus Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan status zonasi risiko Covid-19 di tiga daerah Surabaya Raya itu.

“Memang prinsipnya scoring zonasi (risiko Covid-19) dari Satgas Covid-19 pusat ini memang dari 15 indikator epidemiologi, termasuk tren kasus positif, probable, kematian, testing, BOR, dan sebagainya,” ujar Jibril kepada suarasurabaya.net.

Untuk tren tambahan kasus positif di Sidoarjo, kata Jibril, memang sudah berkurang dari puncak kasus pada periode 12 Juli-18 Juli yang mencapai sebanyak 3.219 kasus.

Pada periode 9 Agustus lalu sampai 15 Agustus kemarin, tambahan kasus positif di Sidoarjo turun menjadi hanya 967 kasus atau menurun 70 persen dari puncak kasus di periode Juli itu.

“Sedangkan untuk total kematian di Sidoarjo, total kasusnya belum turun dari puncaknya. Bahkan pada minggu lalu masih kasus kematian baru mencapai 66 orang,” kata Jibril.

Sementara untuk Surabaya dan Gresik, Jibril menjelaskan, selain karena jumlah tambahan kasus positif dan probable yang berkurang mencapai lebih dari 50 persen dari puncaknya, angka kematiannya juga turun melebihi 50 persen.

Untuk Surabaya misalnya, tambahan kasus positif pada periode 9 Agustus-15 Agustus kemarin sebanyak 3.136 kasus, atau turun mencapai 71,1 persen dari puncak tambahan kasus positif di Surabaya pada periode 12 Juli-18 Juli lalu yang mencapai 10.846 kasus.

Sementara untuk jumlah kematian. Meskipun angkanya masih jauh lebih tinggi daripada Sidoarjo (66 kematian), yakni sebanyak 92 kasus pada periode 9 Agustus-15 Agustus lalu, tapi prosentase angka kematian di Surabaya pada periode itu turun lebih dari 50 persen dibandingkan puncak angka kematian tertinggi.

Jumlah angka kematian di Surabaya pada periode itu mengalami penurunan sebesar 70,2 persen dari puncak tambahan kasus kematian akibat Covid-19 di Surabaya pada periode 26 Juli-1 Agustus lalu yang mencapai 309 kasus.

Di Gresik, jumlah tambahan kasus positif Covid-19 pada periode 9 Agustus-15 Agustus kemarin sebanyak 511 kasus baru. Kasus konfirmasi ini turun 73,6 persen dari puncak tambahan kasus baru pada periode 12 Juli-18 Juli yang mencapai 1.934 kasus.

Ada pun untuk kasus kematian di Gresik, total angka kematian baru pada periode 9 Agustus-15 Agustus lalu sebanyak 36 orang sudah mengalami penurunan 62,9 persen dari puncaknya, yakni pada periode 26 Juli-1 Agustus yang mencapai 97 orang.

“Jadi kalau dilihat dari aplikasi bersatu lawan Covid-19 Satgas Covid-19 pusat, kasus konfirmasi baru maupun kematian pada pekan lalu di Surabaya maupun Gresik turun lebih dari 50 persen dari puncak sebelumnya yang sudah dicapai. Dengan begitu, Gresik dan Surabaya bisa menjadi Zona Oranye,” ujarnya.

Berkaitan dengan penentuan zona oranye ini, drg Syaf Satriawarman Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo justru berbeda pendapat. Yang membuat Sidoarjo masih zona merah adalah jumlah testing dan tracing yang dia akui cukup rendah.

Ada beberapa faktor yang menurutnya mempengaruhi rendahnya testing dan tracing di Sidoarjo. Pertama, karena Sidoarjo saat ini sudah tidak lagi memiliki alat tes PCR sendiri dan harus mengandalkan Laboratorium di Surabaya.

“Jadi alat tes PCR bantuan dari BNPB yang kami tempatkan di GOR Sidoarjo itu sudah sejak beberapa waktu lalu dicabut. Jadi kami mengandalkan pengetesan ini di laboratorium di Surabaya,” katanya.

Karena menggunakan jasa laboratorium di Surabaya yang juga melayani permintaan pengetesan laboratorium dari berbagai daerah, termasuk di Indonesia Timur, hasil tes itu baru bisa keluar setidaknya tiga hari.

Baru-baru ini saja sesuai dengan arahan Kemenkes tentang medium pengetesan yang cukup menggunakan tes antigen, Pemkab Sidoarjo menggencarkan pengetesan ini dengan tes cepat antigen.

Sedangkan untuk tracing, dokter Syaf mengakui, tim tracing yang saat ini digawangi oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas belum terlalu optimal melakukan pelacakan dari pasien positif.

“Tapi sudah ada koordinasi lanjutan dipimpin langsung oleh Pak Bupati, sekarang ini tracing sudah lebih bagus, sehingga InsyaAllah dalam waktu dekat ini Sidoarjo bisa oranye,” ujarnya.

Sedangkan mengenai indikator angka kematian yang membuat Sidoarjo masih merah seperti yang diungkapkan dr Jibril dari Satgas Covid-19 Provinsi Jatim mengutip data Satgas Covid-19 pusat, Syaf enggan berkomentar.

“Saya hanya bisa bilang, InsyaAllah Selasa depan Sidoarjo sudah turun zonasinya menjadi zona oranye seperti Surabaya dan Gresik,” ujarnya.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs