Senin, 25 November 2024

Sewa Rumah Habis, Santri Ponpes Eks Lokalisasi Dolly Angkat Kaki Akhir Bulan Ini

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Pondok Pesantren Jauharotul Hikmah (Jeha) di eks lokalisasi Dolly Surabaya. Fpto : Manda suarasurabaya.net

Puluhan santri anak-anak dan remaja di Pondok Pesantren Jauharotul Hikmah (Jeha) di eks lokalisasi Dolly, Surabaya terancam tak bisa lagi belajar ilmu agama. Karena akhir bulan ini sewa rumah habis.

Muhammad Nasih, pengurus harian menuturkan, Pesantren Jeha berdiri di tengah-tengah lokalisasi Jarak di Putat Jaya Gang IV Surabaya. Setelah Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya, menutup Dolly pada 2014. Di tanah itulah Jeha membangun masjid dan asrama.

Dilanjutkan  mendirikan  ponpes Jeha, di kawasan eks lokalisasi Dolly menempati rumah yang dulunya merupakan ‘Wisma Putri Lestari’ yang masih terpatri pada bangunan tiga lantai itu.

“Dulu ketika Dolly masih aktif rumah yang ditempati Jeha itu adalah wisma. Ketika Dolly ditutup, rumah itu sempat kosong. Baru di tahun 2018 kami tempati,” jelas Nasih.

Terdapat 39 santri anak-anak dan 20 santri remaja yang menimba ilmu agama di Ponpes Jeha Dolly. Kebanyakan adalah anak-anak dari masyarakat yang ada di sekitar lokalisasi.

Setiap hari selalu ada pengajian yang diselenggarakan, bahkan karena banyak peminatnya hingga diatur jadwal agar bisa bergantian. “Masyarakat di sekitar sini menyambut baik keberadaan Jeha, sebab dengan lingkungan seperti ini, orangtua banyak yang khawatir akan berpengaruh buruk ke anaknya,” jelasnya.

Namun semua kegiatan keagamaan Ponpes Jeha harus segera diakhiri. Karena kontrak sewa habis, ditambah lagi sang pemilik rumah telah menaikan tarif sewanya. Yang awalnya Rp50 juta untuk tiga tahun. Sekarang dinaikkan jadi Rp50 juta per tahun. Pemiliknya berniat menjual dengan harga Rp3 miliar.

“Beratlah buat kita dengan harga segitu. Jadi, kita habiskan saja masa kontraknya sampai akhir bulan ini,” tuturnya.

Kata Nasih, nilai sewa tersebut tidak terjangkau, apalagi, santri yang belajar di tempatnya sama sekali tak dipungut biaya alias gratis. Sedangkan untuk biaya operasional, Ponpes Jeha disokong oleh para donatur.

Hingga kini pihaknya, kata Nasih, masih belum menemukan tempat pengganti. Dan masih bingung, menampung para santrinya. Sebab kalau ditampung pusatnya, di Ponpes Jeha Putat Jaya tidak memungkinkan karena sudah penuh.

“Kita masih mencari pengganti yang lokasinya masih sekitaran eks lokalisasi. Semoga Pemkot mau membantu,” katanya berharap. (man/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
31o
Kurs