Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan, setiap orang yang pernah terinfeksi Covid-19 berpotensi mengalami gejala sakit berkepanjangan atau istilahnya Long Covid.
Gejala sakit berkepanjangan itu bisa terjadi pada penyintas Covid-19 dengan penyakit penyerta (komorbid), dan bisa juga dialami mantan pasien Covid-19 tanpa komorbid.
Hal itu, menurut Wiku, sangat tergantung pada daya tahan tubuh seseorang dan tingkat keparahan infeksi Virus Corona.
“Siapa pun yang pernah terinfeksi Covid-19 berpotensi mengalami long covid. Hal itu sangat tergantung pada daya tahan tubuh dan tingkat keparahan terinfeksi virusnya,” ujar Wiku, Jumat (12/3/2021), di Jakarta.
Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 bilang, mereka yang mengalami long covid bisa sembuh. Tapi, waktu kesembuhan tiap orang berbeda-beda.
Sebelumnya, Profesor Wiku mengungkapkan, ada laporan dari sejumlah orang yang merasakan efek sakit berkepanjangan walaupun hasil pemeriksaan PCR sudah menunjukan negatif SARS-CoV2
Berdasarkan pengamatan Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, ada beberapa gejala berkepanjangan yang dilaporkan penyintas Covid-19.
Antara lain, kelelahan, kesulitan bernafas, batuk, sakit persendian, dan sakit di bagian dada. Kemudian, kesulitan berpikir dan berkonsentrasi (brain fog), depresi, sakit otot, sakit kepala, demam dan jantung berdebar.
Walaupun jarang terjadi, ada juga temuan komplikasi medis pada penyintas Covid-19 yang memicu masalah kesehatan berkepanjangan.
Seperti pembengkakan otot jantung, gangguan fungsi paru-paru, kerusakan ginjal akut, gatal-gatal, rambut rontok, serta gangguan indera penciuman dan perasa.
Satgas Penanganan Covid-19 menganjurkan masyarakat yang merasakan gejala sakit berkepanjangan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.(rid/ras)