Pada 2 Juni 2021 tepat satu tahun Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II, atau biasa dikenal degan Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) di Surabaya berdiri. Dibuka pertama kali pada 2 Juni 2020, RSLI didirikan untuk membantu rumah sakit menangani pasien Covid-19. Setahun berdiri, total 7.483 pasien yang sudah ditangani dari seluruh Jawa Timur.
Momentum satu tahun beroperasinya RSLI kali ini diabadikan dalam bentuk peluncuran 5 buku sekaligus. Yakni 2 buku dari tenaga kesehatan, dan 3 buku dari relawan.
Dua buku dari tenaga kesehatan yaitu Buku Panduan Standard Operasional Prosedur (SOP) RS Lapangan Kogabwilhan II serta Buku Tupoksi Tata Kelola Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II merupakan dokumentasi dan rekam jejak yang telah ditorehkan oleh para nakes dalam memberikan layanan medis kepada para pasien Covid-19.
Buku tersebut secara simbolis diserahkan oleh Letkol Krisna Murti, Wakil Kepala RSLI kepada Dinkes Jatim yang diterima oleh dr Lili.
Sementara 3 buku lain merupakan catatan dan dokumentasi perjalanan para relawan pendamping RSLI sepanjang satu tahun beroperasi memberikan layanan non-medis kepada para pasien Covid-19.
Ditemui terpisah, Laksamana Pertama, I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara, Penanggung Jawab RSLI menjelaskan, selama setahun berdiri, pihaknya terus melakukan modifikasi untuk pelayanan pasien.
“Bila sebelumnya pasien dirawat selama 1 hingga 2 bulan, kini pengelola RSLI sudah menemukan cara supaya pasien cukup dirawat selama 10 hari,” kata Nalendra.
Nalendra menyatakan banyak melakukan modifikasi sampai bisa menentukan sikap dan membuat aturan untuk pasien umum akan dirawat maksimal 10 hari. Sementara pasien PMI harus sembuh tidak lebih dari 14 hari
“Setelah mempelajari sifat virus, Ternyata hari ke-10 dan 14 dirawat, kekuatan virus bisa lemah,” ujar Nalendra.
Disinggung soal varian baru dari luar negeri, dia juga menyatakan sudah mengantisipasi dengan mengirimkan sampel dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Balitbangkes dan laboratorium di Universitas Airlangga Surabaya.
Nalendra berharap warga Indonesia dapat hidup berdampingan dengan virus. Artinya, makin peduli dan waspada dengan kesehatan. Dia juga menyatakan herd immunity tidak diharapkan.
“Selanjutnya kunci transmisi penyebaran adalah memutus rantai dengan prokes, imunitas, olahraga, makan, dan istirahat sesuai waktunya,” ujarnya.
Nalendra merinci, saat ini RSLI memiliki kapasitas 400 tempat tidur untuk pasien. Dia menegaskan, RSLI tidak akan menolak pasien. Ketersediaan kamar masih normal sesuai standar WHO.
“Saat ini ada 108 pasien. PMI ada 60, warga lokal ada 48,” terang Nalendra. (ton/dfn/ipg)