Sebelum mengikuti pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan kepala daerah di Gedung Negara Grahadi, Jumat (26/2/2021), Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo menemui gurunya di SMA Negeri 4 Sidoarjo.
Putra KH Ali Mashuri Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo itu minta restu kepada guru-gurunya. Para guru itu ternyata masih ingat betul, dulu mereka mengenal Muhdlor anak yang bandel.
Momen pertemuan guru dan murid, Kamis (25/2/2021) itu diwarnai suasana haru. Para guru itu terharu karena siswa mereka yang kini jadi Bupati Sidoarjo masih mengingat mereka, dan menemui mereka secara langsung di sekolah.
“Dulu Gus Muhdlor itu bandel. Sering tidur di kelas. Tapi nilai semua pelajaran selalu bagus. Pernah saya terangkan pelajaran, dia tidur. Waktu saya tanya, dia jelaskan panjang lebar. Malah lebih lengkap,” kata Ni Nyoman Sri Widanti, wali kelas Gus Muhdlor.
Menurutnya, kebiasaan Muhdlor itu sempat menjadi pembahasan para guru. Dalam rapat khusus mereka membahas seringnya Muhdlor tidur di dalam kelas. Mereka menduga, apa karena sering ngaji, cangkrukan atau bagaimana?
Danti menuturkan, Muhdlor memang siswa yang unik. Meski dikenal bandel, dia sering mengejutkan para guru dengan penguasaan pelajaran di atas rata-rata. Bahkan, beberapa guru yang pernah berdebat dengannya.
Menurut Danti, Gus Muhdlor pernah berdiskusi dengan guru sejarah tentang kisah Bung Karno membantu 500 ribu ton beras kepada India yang sedang dilanda kelaparan berat.
“Gus Muhdlor memang punya kepedulian begitu besar terhadap warga miskin. Pelajaran tentang sosiologi, sejarah, dan ilmu sosial lainnya benar-benar menarik perhatiannya,” kata Bu Danti.
Bu Danti akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa Gus Muhdlor sebenarnya punya cara belajar sendiri. Tidak sama dengan siswa lain. Setiap hari dia tidur larut malam tapi tak pernah benar-benar meninggalkan pelajaran.
“Sekarang, siswa kami dulu menjadi orang nomor satu di Sidoarjo. Kami titip harapan besar agar kelak jadi pemimpin amanah. Mampu memajukan Sidoarjo. Membawa kota tercinta ini jauh lebih baik dan membuka kesempatan pendidikan untuk semua serta membantu yang tidak bisa makan,” kata Danti sambil menitikkan air mata.
“Kami para guru tak meminta apa-apa kalau siswa kami akhirnya jadi ‘orang’. Kami hanya meminta apa yang kami ajarkan jadi nilai-nilai yang dipegang teguh. Selalu diamalkan. Bagi kami, siswa yang mengingat gurunya adalah balasan yang paling berharga,” katanya.
Di Gedung Negera Grahadi, Jumat sore, Muhdlor bilang dia dan Subandi Wakil Bupati Sidoarjo, juga Gus Yasin Bupati Gresik, sempat mendapat wejangan dari KH Ali Mashuri.
“Kami berdua saya dan Pak Bandi, termasuk juga Yani adik saya di Gresik sudah mendapat wejangan di awal untuk tetap selalu amanah dan tetap memperjuangkan aspirasi dan keinginan masyarakat,” ujarnya.(den)