Jumat, 22 November 2024

Seorang Perempuan Laporkan Dugaan Pelecehan oleh Perawat di Surabaya

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
DIS didampingi suami dan kuasa hukum usai membuat laporan polisi di SPKT Polrestabes Surabaya, Selasa (23/2/2021). Foto: Abidin suarasurabaya.net

Seorang perempuan berinisial DIS (19) melaporkan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh perawat di RS Haji Sukolilo, Surabaya.

DIS datang ke Kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Surabaya didampingi suami dan penasehat hukumnya, Selasa (23/2/2021) siang.

Dia mengaku, dugaan pelecehan itu dialaminya pada Minggu (21/2/2021) dinihari sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu, DIS dilarikan ke IGD RS Haji oleh suaminya karena pingsan.

Begitu sampai di IGD, DIS mengaku sadar, dia kemudian dibawa oleh perawat ke ruang pemeriksaan IGD. Setelah itu dilakukan tensi, kemudian korban merasa payudaranya diremas oleh perawat itu.

“Saya sempat sadar di depan IGD. Saya masuk di ruangan itu cuma saya dan perawatnya saja. Saya mau berteriak tidak bisa karena keadaan saya masih lemas. Waktu itu diperiksa detak nadi dan ditensi. Saat memasang tensi dan melepas tensi, perawat itu meremas payudara saya,” ujar DIS di depan kantor SPKT.

Dikonfirmasi terpisah, Djati Setyo Putro Humas RS Haji Surabaya menjelaskan kronologi berbeda. Menurut Djati, keterangan yang dia himpun dari perawatnya, tidak ada tindakan asusila kepada pasien itu.

Djati menjelaskan, sesuai pengakuan perawat, pasien itu datang di IGD dalam keadaan pingsan diantar oleh suaminya. Kemudian, suaminya mengurus administrasi, lalu perawat melakukan pemeriksaan sesuai SOP di ruang pemeriksaan yang tertutup, seperti melakukan tensi, cek suhu tubuh.

“Karena pasien dalam keadaan pingsan, maka ditepuk tangannya bagian atas kiri, tapi tidak juga sadar. Lalu dilakukan tindakan lagi di tulang dada bagian tengah antara dua payudara, seperti orang kena serangan jantung diberi bantuan dasar hidup ditekan-tekan itu, tidak mengenai payudara,” kata Djati.

Tapi kata Djati, saat pemeriksaan itu pasien mengaku dalam keadaan sadar. Karena seolah sadar itu dia mengaku diremas payudaranya dua kali. Tapi saat itu juga tidak berteriak atau bereaksi karena mengaku masih lemas.

“Setelah pasien sadar mau dilakukan infus oleh dokter pasien menolak. Lalu dianggap sadar dan normal akhirnya dipulangkan. Pingsan karena apa belum ada keterangan,” katanya.

Setelah itu kata Djati, Minggu siangnya pasien tersebut membuat laporan ke Polsek Sukolilo dan penyidik Polsek melakukan pemeriksaan CCTV di IGD dan tidak mendapatkan bukti. Karena di bilik pemeriksaan tentu tidak ada CCTV, sebab itu ruang privasi pasien.

“Lalu kami dan kepolisian melakukan mediasi pertemuan hari Senin. Pasien didampingi suaminya,” kata Djati.

Dalam mediasi itu, pihak RS Haji menjelaskan sesuai kronologi pengakuan versi perawat. Tapi, pasien tetap tidak terima dan minta dipertemukan dengan perawat itu.

“Minta dipertemukan perawat, lalu kami hadirkan dan perawat itu mengaku tidak melakukan pelecehan. Tapi pasien tetap mengaku dalam keadaan sadar dan mengaku diremas,” katanya.

Sekarang ini kata Djati, posisi RS Haji menghormati proses hukum yang ditempuh pasien itu. RS Haji, kata Djati sudah berusaha meyakinkan kalau tidak terjadi perbuatan asusila kepada pasien itu.

“Kami mengikuti proses hukum yang ditempuh pasien. Kami sudah berusaha meyakinkan tidak ada tindakan asusila, karena perawat tetap tidak mengakui melakukan pelecehan,” katanya.

Sementara, AKBP Oki Ahadian Kasatreskrim Polrestabes Surabaya mengaku masih akan mendalami laporan kasus dugaan pelecehan seksual ini.

“Barusan kita terima laporannya lewat SPKT, nanti kita tindaklanjuti kita dalami. Kita cari apa benar-benar terjadi atau tidak. Kita lihat dulu seperti apa sih kasusnya. Kami akan panggil yang terlibat,” katanya ditemui di kantornya. (bid/dfn/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs