Kombes (Pol) Ratna Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri menjelaskan, sampai saat ini ada sembilan keluarga yang belum memberikan data DNA nya ke tim Disaster Victim Identification (DVI) di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Untuk itu, dokter Ratna akan menghubungi pihak Sriwijaya Air agar mengusahakan kepada pihak keluarga korban untuk bisa cepat menyerahkan data DNA nya ke RS Polri.
Menurut dia, data DNA penting karena untuk mencocokkan dengan body parts (potongan-potongan tubuh) yang sudah berada di RS Polri.
“Sampai saat ini ada 9 keluarga penumpang yang belum memberikan data DNA nya, sehingga belum ada sampelnya,” ujar Ratna dalam konferensi pers di RS Polri, Rabu (13/1/2021).
Menurut Ratna, berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, tim DVI RS Polri 90 persen berhasil mengidentifikasi korban dengan menggunakan DNA. Dalam kasus kecelakaan Lion Air, tim DVI berhasil mengidentifikasi 88 penumpang dari total 92.
“Berdasarkan pengalaman kami bahwa ada beberapa kasus kecelakaan pesawat Lion Air. Itu dari DNA bisa memberikan sumbangsihnya dengan berhasil mengidentifikasi 88 penumpang dari 92 korban,” kata Ratna.
Sementara dalam kasuS kecelakaan Air Asia, tim DVI RS Polri juga berhasil mengidentifikasi 93 persen body parts penumpang pesawat tersebut.
“Kemudian pada kasus Air Asia, 93 persen body parts teridentifikasi berdasarkan DNA,” jelasnya.
Sebelumya, Brigjen (Pol) Rusdi Hartono Karopenmas Polri menjelaskan, sampai dengan Rabu (13/1/2021) pagi, Rumah Sakit Polri Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur telah menerima 137 kantong jenazah korban Sriwijaya Air SJ-182.
Selain itu, kata Rusdi, pihaknya juga telah menerima 35 kantong properti dan 112 sampel DNA.
“Sampai pukul 09.00 WIB, tim Disaster Victim Identification (DVI) telah menerima sampel DNA sebanyak 112, kemudian tim juga telah menerima 137 kamtong jenazah dan juga telah menerima 35 kantong properti,” ujar Rusdi dalam konferensi pers di RS Polri.(faz/iss/ipg)