Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya mencatat telah terjadi 215 kebakaran lahan sejak Januari 2021 sampai hari ini, Senin (25/10/2021). Rinciannya 113 kali kebakaran lahan dan 102 kali sampah yang terbakar sampai merembet ke lahan.
Dedik Irianto Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya mengatakan, kebakaran tersebut ada yang terjadi berkali-kali di satu lokasi. Satu di antaranya adalah lahan di akses masuk Tol Dupak.
“Paling sering terjadi di wilayah Surabaya barat dan timur karena di sana banyak lahan terbuka atau tanah kosong,” ujar Dedik kepada Radio Suara Surabaya.
Lahan yang terbakar biasanya lahan milik pengembang yang belum dimanfaatkan. Ada juga lahan yang merupakan aset pemerintah kota.
Peristiwa kebakaran besar yang berawal dari kebakaran lahan, seingat Dedik pernah terjadi di kompleks pergudangan Margomulyo. Kebakaran terjadi karena api yang membakar ilalang di lahan sebelah gudang. Api merambat masuk dari atap plastik di atas gudang.
“Di dalam gudang itu ada truk tanki LPG yang masih ada sisanya. Saat kami masih berusaha memadamkan, terjadi ledakan-ledakan. Kerugiannya cukup besar,” kata Didik
Dari sisi penyebab, kata Dedik, kebakaran lahan bisa terjadi karena ulah masyarakat atau secara alami. Secara teori, misalnya ada orang yang membuang air dalam kantong plastik, lalu kantong itu membiaskan cahaya ke satu titik di lahan kering, bisa muncul api. Lalu kalau apinya berasal dari sampah, bisa jadi berasal dari gas metana yang ada di sampah itu sendiri. Dalam volume tertentu meski tanpa dipicu, gas metana bisa menyebabkan kebakaran.
“Seringkali masyarakat bilang kebakaran terjadi karena ada orang buang puntung rokok. Kami uji coba membuang puntung rokok ke jerami kering, tidak pernah terjadi kebakaran,” tambahnya.
Dedik berharap warga yang melaporkan adanya kebakaran juga memberikan informasi siapa yang membakar, sehingga pelayanan PMK bisa ditingkatkan.
“Kami juga tengah menyiapkan kader-kader pemadam kebakaran yang tersebar di masyarakat untuk menanggulangi kebakaran,” ujarnya.(iss/ipg)